Jakarta - Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan berdasarkan kondisi para korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan, dapat disimpulkan penyebab hilang nyawa suporter Arema adalah efek dari gas air mata.
Hal itu diketahui setelah Komnas HAM melakukan investigasi terkait Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022.
"Kondisi jenazahnya sendiri secara fisik, ada beberapa yang sangat-sangat memprihatinkan dan ini menunjukkan sebenarnya kurang lebih menjadi potensi penyebab kematian," ucap Anam dikutip dari kanal YouTube Humas Komnas HAM RI, Kamis, 6 Oktober 2022.
Anam menuturkan, wajah jenazah berubah menjadi biru, mata merah, dan mulut berbusa. Dia menyebut hal itu terjadi pada jenazah karena efek gas air mata yang dilontarkan oleh polisi.
"Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata," ujar Anam.
"Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," lanjut dia.
Anam mengaku keterangan terkait kondisi para korban yang meninggal dunia didapatkan dari keluarga, sesama Aremania, dan juga relawan yang menangani jenazah Tragedi Kanjuruhan.
"Jadi teman-teman, khususnya keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah memberikan informasi terkait hal tersebut," ujar Anam.
Anam mengatakan, selain kondisi korban meninggal dunia yang wajahnya biru, mata merah, serta mulut mengeluarkan busa, ada korban Tragedi Kanjuruhan yang mengalami patah rahang.
"Termasuk kondisi luka, ini macam-macam kondisi lukanya. Ada yang kakinya patah, ada yang rahang patah, memar, dan lain sebagainya," kata Anam. []