Jakarta - Jakarta kembali menjadi saksi kehadiran MUSE, band rock alternatif asal Inggris yang telah lama dinantikan oleh penggemar Indonesia. Konser yang digelar di Pantai Karnaval Ancol pada malam 19 September 2025 itu menjadi momentum bersejarah, menandai kembalinya Muse setelah hampir dua dekade sejak kunjungan terakhir mereka ke tanah air.
Sejak sore hari, ribuan penonton mulai memadati area konser. Antusiasme terlihat dari antrean panjang di pintu masuk, penjualan merchandise resmi yang laris, hingga sorak-sorai yang menggema bahkan sebelum panggung dinyalakan.
Tepat pukul 19.30 WIB, lampu panggung menyala dan MUSE membuka penampilan mereka dengan dentuman Unravelling yang langsung disambung dengan Hysteria dan Stockholm Syndrome.
Penonton larut dalam atmosfer yang dibangun oleh permainan visual, tata cahaya, dan suara yang menggelegar.
Matt Bellamy menyapa penonton dengan hangat, menyebut Jakarta sebagai kota yang penuh energi. Penampilan mereka malam itu bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan pengalaman sinematik yang memadukan teknologi dan emosi.
Lagu-lagu seperti Resistance, Won`t Stand Down, dan Plug In Baby dibawakan dengan intensitas tinggi, memperlihatkan kematangan musikal Muse yang tetap konsisten sejak awal karier mereka.
Total 21 lagu dibawakan dalam durasi sekitar 90 menit. Produksi panggung yang dibawa langsung dari tur dunia mereka menampilkan layar LED raksasa, efek pyro, dan sistem suara yang memenuhi seluruh area konser.
Bellamy tampil memukau dengan permainan gitar dan piano yang presisi, sementara Wolstenholme dan Howard menjaga ritme dengan kekuatan penuh.
Promotor penyelenggara, Ravel Entertainment, mengatur konser dengan detail. Shuttle bus gratis disediakan dari berbagai titik di Ancol, dan pengaturan lalu lintas serta keamanan diperketat demi kenyamanan penonton.
Area konser juga dilengkapi dengan fasilitas makanan dan minuman, serta zona istirahat bagi penonton yang datang lebih awal.
Aksi Matt Bellamy saat konser Muse di Jakarta. (Foto: Instagram/muse)
Momen paling emosional terjadi saat MUSE membawakan Knights of Cydonia sebagai lagu penutup. Penonton serempak bernyanyi, mengangkat tangan, dan mengabadikan momen lewat ponsel mereka.
Sorakan panjang mengiringi akhir konser, menandakan kepuasan dan harapan agar Muse kembali lagi ke Indonesia di masa mendatang.
Konser MUSE di Jakarta bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga perayaan musik yang menyatukan generasi. Malam itu, Pantai Karnaval Ancol berubah menjadi ruang kolektif di mana nostalgia, energi, dan harapan berpadu dalam satu harmoni.
Baca juga: Steve Vai, Bumblefoot, Eric Martin hingga Billy Shehan Guncang Konser Dewa 19 All Stars di GBK
Baca juga: MUSE Bakal Gelar Konser Eksklusif di Jakarta, Satu-satunya di Asia Tenggara
Muse tidak hanya tampil, mereka meninggalkan jejak yang akan terus dikenang oleh para penggemarnya di Indonesia. []