Jakarta – Gelombang digitalisasi kini merambah hingga ke pelosok desa. Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih bersiap mengadopsi sistem financial technology (fintech) untuk mentransformasi layanan keuangannya.

Mengutip catatan Detik.com, Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono menekankan bahwa langkah ini bukan sekadar mengubah cara kerja lama, tetapi sebuah terobosan konsep yang berbeda dari skema koperasi simpan pinjam (KSP) konvensional.

“Kami tidak hanya sekadar memindahkan sistem ke digital. Esensinya berbeda. Kalau KSP identik dengan pinjaman konsumtif, fintech kami arahkan untuk pembiayaan yang produktif, membangun dari desa,” tegas Ferry di Jakarta Selatan, Kamis, 18 September 2025. 

Lewat sistem baru ini, para anggota koperasi tidak hanya bisa menabung dan meminjam, tetapi juga menikmati beragam layanan perbankan digital seperti pembayaran tagihan, transfer online, hingga akses e-banking.

Bahkan, koperasi nantinya dapat menjadi ujung tombak penyaluran program pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan pendanaan UMKM.

Seluruh transaksi akan tercatat rapi dalam sistem digital, memudahkan pengawasan, meningkatkan akuntabilitas, dan meminimalisasi celah penyimpangan.

Mantan Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi, yang juga terlibat dalam pengembangan konsep ini, menyatakan bahwa penggunaan istilah “fintech” sengaja dipilih agar lebih diterima masyarakat.

“Kita hindari istilah yang sudah ada bias negatifnya. Fintech lebih netral dan mencerminkan modernitas,” ujarnya di Kompleks Senayan, Kamis, 18 September 2025. 

Dengan implementasi fintech, Koperasi Merah Putih tidak hanya menjadi penopang keuangan warga, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi desa yang inklusif dan transparan.[]

Baca selengkapnya di sini