News Selasa, 30 April 2024 | 16:04

Kunjungi DIY, DPR Berharap Kesenjangan Ekonomi di Yogyakarta Dapat Dikurangi

Lihat Foto Kunjungi DIY, DPR Berharap Kesenjangan Ekonomi di Yogyakarta Dapat Dikurangi Wakil Ketua Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Anis Byarwati. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Komisi XI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2023–2024 ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan dua mitra kerja, yaitu Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Senin, 29 April 2024.

Kunjungan kerja dilakukan untuk mengetahui gambaran kinerja wilayah pada tugas yang diemban mitra kerja DPR pada provinsi tersebut.

Pada kesempatan itu, Anggota Komisi XI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati menyoroti adanya ketimpangan antar wilayah yang di mana berdasarkan data BPS, DIY menempati ketimpangan ekonomi tertinggi se-Indonesia dengan angka 0,439. 

Di antara faktor yang memungkinkan DIY memiliki ketimpangan yang sangat tinggi, salah satunya dipaparkan tentang kontribusi terkait dengan perguruan tinggi. DIY merupakan salah satu provinsi favorit untuk Pendidikan tinggi. 

Banyak mahasiswa yang mungkin pendatang melanjutkan pendidikan di DIY kemudian mempengaruhi struktur ekonomi di DIY. Kondisi ini menjadi tugas dan perhatian bersama seluruh Kementerian Lembaga terkait untuk memperbaikinya. 

"Kita perlu memiliki Solusi yang konkret. Bagaimana sinergi antara Bank Indonesia dengan pemerintah provinsi DIY. Dan apa strategi yang akan diterapkan untuk menurunkan ketimpangan yang ada," kata Anis.

Hal lain yang menjadi perhatian Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini adalah tentang konsumsi rumah tangga dengan angka 61,90 persen yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat DIY cukup baik. 

"Berarti konsumsi rumah tangganya masih kuat dan ekonomi Jogja ditumpu oleh faktor domestik," kata Anis. 

Ia menyebut, jika angka ekspor hanya 5,14 persen dengan inflasi yang tinggi, nilai tukar itu tidak terlalu menghantam masyarakat. Sehingga konsumsi rumah tangga tetap bisa bertahan dan masih menyumbang sangat tinggi untuk pertumbuhan ekonomi DIY.

Terakhir, legislator dari Jakarta Timur ini memberikan apresiasi kepada BI yang telah berperan dalam membantu meningkatkan industri pengolahan di daerah sehingga masing-masing kabupaten memiliki komoditas unggulan masing-masing. 

Anis berpesan agar BI terus memperdalam perannya itu sehingga tantangan dan penanganannya dapat dirumuskan dengan baik. 

"Semoga tantangan yang disampaikan sudah memiliki penanganannya. Termasuk solusi untuk rantai distribusi bahan makanan pokok terutama beras dan minyak goreng yang panjang, yang sangat berpengaruh terhadap harga," ucap Anis.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya