News Sabtu, 25 Oktober 2025 | 16:10

Legislator PSI Temukan Anggaran Janggal di Rancangan APBD DKI Tahun 2026

Lihat Foto Legislator PSI Temukan Anggaran Janggal di Rancangan APBD DKI Tahun 2026 Anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI Justin Adrian Untayana. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta bersama DPRD setempat membahas Rancangan APBD 2026. Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menemukan sejumlah anggaran janggal.

Justin Adrian Untayana dari Fraksi PSI yang juga Sekretaris Komisi E DPRD DKI mengungkap kejanggalan dimaksud, sebagaimana dilansir dari laman PSI, Sabtu, 25 Oktober 2025. 

Justin dalam keterangan media pada Kamis, 23 Oktober 2025, menyebut, temuan itu mencakup rencana pembelian lampu operasi seharga miliaran rupiah dan komputer berspesifikasi tinggi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI.

Menurut dia, anggaran pembelian alat kesehatan itu tidak masuk akal jika dibandingkan dengan harga pasaran.

Harga yang tercantum jauh lebih tinggi dari harga di portal resmi pengadaan pemerintah, INAPROC.

Diungkapnya, Dinas Kesehatan bermaksud membeli lampu operasi dengan anggaran 1 unitnya Rp 1,4 miliar. 

"Tetapi kalau kita cek sendiri di INAPROC, itu harga tertingginya cuman Rp677 juta dengan spek yang sama,” ujar Justin.

Disebutnya, rencana pengadaan tersebut menimbulkan tanda tanya besar di tengah kondisi keuangan daerah yang sedang ketat akibat pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH).

Dia mengingatkan bahwa setiap belanja daerah seharusnya dilakukan secara efisien dan sesuai kebutuhan prioritas.

Tak cuma lampu operasi, dia juga menemukan kejanggalan lain terkait rencana pembelian laptop dan personal computer (PC) oleh Dinkes dengan harga yang tak wajar. 

Justin lantas membandingkan harga yang dimuat di RAPBD 2026 itu dengan perangkat komputer kelas gaming.

“Selanjutnya, anggaran yang bisa kita sorot juga itu penganggaran laptop dan PC. Ini PC-nya dianggarkan Rp 55 juta per satuan, kalau laptopnya Rp 43 juta. Ini laptopnya bisa beli laptop gaming sebenarnya, merek Alienware,” katanya.

Pembelian perangkat dengan harga setinggi itu, imbuh Justin, tidak memiliki urgensi yang jelas, terlebih Dinkes baru saja melakukan pengadaan besar di tahun anggaran sebelumnya.

“Saya juga harus ingatkan bahwa di 2025 ini, Dinkes sudah belanja ribuan laptop. 1.599 unit laptop itu sudah dibeli di tahun 2025 ini,” pungkasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya