Jakarta - Korupsi di Indonesia semakin menjadi-jadi, menyerupai sebuah "liga" dengan angka kerugian yang terus memecahkan rekor.
Setelah kasus megakorupsi di PT Timah yang mencapai Rp271 triliun, kini Indonesia kembali diguncang oleh dugaan korupsi di PT Pertamina dengan nilai yang hampir menyentuh Rp1 kuadriliun atau Rp1.000 triliun!
Berikut adalah 11 kasus korupsi terbesar yang telah menggerogoti keuangan negara hingga ratusan triliun rupiah:
1. PT Pertamina Patra Niaga – Hampir Rp1 Kuadriliun
Kasus korupsi dalam pengelolaan minyak mentah dan produksi kilang PT Pertamina Patra Niaga menjadi sorotan utama. Kejaksaan Agung awalnya mengungkap bahwa dugaan korupsi di perusahaan ini mencapai Rp193,7 triliun hanya untuk tahun 2023.
Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa praktik korupsi ini telah berlangsung sejak 2018 hingga 2023. Jika jumlahnya konsisten setiap tahun, total kerugian bisa mencapai Rp968,5 triliun!
2. PT Timah – Rp300 Triliun
Korupsi dalam tata niaga timah yang melibatkan PT Timah telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp300 triliun. Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan 22 tersangka, termasuk pengusaha Harvey Moeis, suami aktris Sandra Dewi, serta crazy rich Pantai Indah Kapuk, Helena Lim.
3. Skandal BLBI – Rp138,4 Triliun
Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) menjadi salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah Indonesia. Dimulai pada 1998 saat krisis moneter, dana bantuan yang seharusnya menyelamatkan perbankan justru diselewengkan oleh para penerimanya, mengakibatkan kerugian negara hingga Rp138,4 triliun.
4. PT Duta Palma Group – Rp86,5 Triliun
Surya Darmadi, bos PT Duta Palma Group, diduga melakukan korupsi dalam bentuk penyerobotan lahan seluas 37.095 hektare di Riau serta tindak pidana pencucian uang.
Angka kerugian negara dalam kasus ini mengalami beberapa revisi, mulai dari Rp78 triliun, meningkat menjadi Rp104,1 triliun, hingga akhirnya ditetapkan di angka Rp86,5 triliun.
5. PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI) – Rp37,8 Triliun
Pada 2008, PT TPPI mendapat tugas menjual kondensat berdasarkan skema Public Service Obligation (PSO). Namun, dalam praktiknya, perusahaan ini justru menjualnya ke pihak lain secara ilegal, menyebabkan kerugian negara sebesar Rp37,8 triliun.
6. PT Asabri – Rp22,7 Triliun
Kasus penyelewengan dana investasi milik prajurit TNI, Polri, dan ASN ini melibatkan pengelolaan saham serta reksa dana bermasalah. Akibatnya, negara mengalami kerugian hingga Rp22,7 triliun.
7. PT Jiwasraya – Rp16,8 Triliun
Kasus gagal bayar polis nasabah PT Jiwasraya menjadi skandal besar di sektor asuransi. Awalnya, kerugian diperkirakan Rp12,4 triliun, namun setelah diaudit, jumlahnya melonjak menjadi Rp16,8 triliun akibat investasi saving plan yang bermasalah.
8. Ekspor Minyak Sawit Mentah – Rp12 Triliun
Skandal yang terjadi pada 2021–2022 ini berujung pada kelangkaan minyak goreng di dalam negeri. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan kerugian negara mencapai Rp12 triliun akibat manipulasi ekspor minyak sawit mentah.
9. Skandal Pengadaan Pesawat Garuda Indonesia – Rp9,37 Triliun
Pada 2011, PT Garuda Indonesia membeli pesawat Bombardier dan ATR dengan proses pengadaan yang penuh permainan kotor. Mantan Dirut Garuda diduga bekerja sama dengan Soetikno, penasihat komersial Bombardier dan ATR, untuk memenangkan tender secara curang, yang menyebabkan kerugian negara Rp9,37 triliun.
10. Proyek BTS 4G Kementerian Kominfo – Rp8 Triliun
Kasus ini terkait penggelembungan harga dan pengadaan yang tidak sesuai spesifikasi dalam proyek pembangunan base transceiver station (BTS) 4G periode 2020–2022. Mantan Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, ikut terseret dalam skandal ini, yang mengakibatkan negara rugi Rp8 triliun.
11. Skandal Bank Century – Rp7 Triliun
Kasus ini bermula pada 2013 saat Bank Century mendapat dana talangan (bailout) dari pemerintah sebesar Rp6,76 triliun setelah sebelumnya menerima fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) senilai Rp689,4 miliar. Skema penyelamatan yang penuh kontroversi ini akhirnya berujung pada skandal besar dengan total kerugian Rp7 triliun. []