Hiburan Selasa, 04 Juli 2023 | 07:07

Lindungi Anak, Orang Tua Diminta Waspadai Kampanye LGBT Lewat Komik dan Film

Lihat Foto Lindungi Anak, Orang Tua Diminta Waspadai Kampanye LGBT Lewat Komik dan Film Ilustrasi lesbian. (Foto: Pixabay)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Pakar Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad E Fuady mengingatkan masyarakat untuk mencermati konten film dan komik yang bermuatan kampanye LGBT.

Fuady mengatakan, anak-anak usia Sekolah Dasar saat ini dapat mengakses manga atau komik Jepang, Manhwa (Korea), dan Manhua (China) yang memiliki tema percintaan sesama jenis, antar laki-laki atau perempuan.

Komik bergenre Boys Love (Yaoi) dan Girls Love (Yuri) ini menggambarkan romansa secara halus sehingga tanpa disadari melekat nilai-nilai yang terdapat komik tersebut.

"Ini temuan riil di lapangan. Anak-anak SD rentan menduplikasi bacaannya sehari-hari. Tak heran, selain membaca komik bergenre boys lover, mereka juga menggambar beberapa halaman komik dengan tema yang sama," kata Fuady, dikutip Opsi pada Selasa, 4 Juli 2023.

"Kreatif dalam membuat komik namun kontennya meresahkan, tak sesuai dengan norma dan agama. Media yang diakses dan dibuat anak SD tersebut tak diketahui orang tua dan guru," ucap dia.

Selain itu, lanjut Fuady, film superhero yang dianggap orang tua aman untuk dikonsumsi anak, sebenarnya berpotensi dalam mempengaruhi pola pikir anak terhadap LGBT karena film superhero ada yang mengkampanyekan LGBT.

"Misalnya film seri Flash, superhero cowok berpacaran dengan cowok. Film seri Supergirl, kakaknya yang perempuan pacaran dengan sesama perempuan," katanya.

Poster film Lightyear. (Foto: Pixar)

Fuady bilang, orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi masa depan anak-anak Indonesia. Selain mencermati konten-konten hiburan yang dikonsumsi anak, penanaman nilai keagamaan dinilai penting dilakukan sejak dini.

"Orang tua perlu berkomunikasi dan menanamkan nilai-nilai agama kepada anak di rumah agar anak memahami pergaulan yang baik dalam agamanya. Orang tua harus memperhatikan perkembangan anak dalam pergaulan dan akses medianya," ucap dia.

"Membatasi dan mengawasi konten yang dikonsumsi anak bukanlah sesuatu yang buruk, apalagi melanggar hak asasinya," ujar Fuady.

Guru di sekolah, lanjut Fuady, juga dinilai perlu mengetahui perkembangan anak didiknya di sekolah. Kegiatan media literasi dan konseling di sekolah dibutuhkan oleh orang tua murid dan siswa.

Baca juga: Chris Evans Tanggapi Pelarangan Film Lightyear karena Konten LGBT

Baca juga: Tampilkan Adegan LGBT, Film Lightyear Dilarang Tayang di 14 Negara

"Mereka yang ditengarai memiliki orientasi dan pergaulan berbeda tidak boleh diabaikan apalagi didiskriminasi. Setidaknya dibutuhkan pendekatan yang tepat untuk mengarahkan mereka pada hal-hal yang baik," tutur Fuady. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya