Jakarta - Unit rock, Remissa berkolaborasi dengan ComboTrial di single terbaru yang diberi judul Pusaran Zaman. Menjadi langkah eksperimental, karya ini memuat tema kritik kepada para penguasa.
Dalam liriknya, lagu ini merupakan kritik yang disampaikan Remissa dan ComboTrial terhadap sistem pemerintahan dalam skala yang besar, tapi tidak secara eksplisit. Mereka juga menyasar media beserta kredibilitasnya terhadap dunia politik di zaman sekarang.
Single Pusaran Zaman merupakan karya rock alternatif yang tegas dan dikemas dalam lirik yang lugas. Sentuhan rap yang disematkan ComboTrial, menjadikan lagu ini kian segar.
Berikut lirik lengkap lagu Pusaran Zaman milik Remissa ft ComboTrial:
Luput dalam kalkulasi
Fikiran tersudutkan rongga anomali
Titisan bung Luhur terobosan kanan-kiri
Sindiran kusulutkan klausa bara api
Tapi hanya satir yang kuterima,
Satir bakhil cerita
Himpunan karya prosa kelam akan jeritan
Punggawa jalanan berkeringat
Darah dan air mata di bawah kaki penindas yang menari lepas
Atas Penderitaan
Rengkuh tertatih
Deru pendalih, senyum dan berteriak
Sosial distraksi, tarik kembali, kontrol narasi, media pandiang
Suara menghilang, prospek terkubur lebam dalam liang koleksi tubuh
korban bak Marsinah,
Konsep diulang-ulang tak bosan-bosan tanpa sipu tampang Orang
gila!
Aku di pencarian, lacak jejak ujung tombak kenabian
Namun ku diasingkan, rapal jelas deru ombak kenaifan
Hujan makian, `ku disalibkan
Kami diam tersimpuh di pelataran
Baris, mata tertutup di penjagalan
Kami terbunuh demi pertanyaan
Skema piranha, sistem kanibalisme luar biasa
Bualannya laris menjual bicara
Perintah kami baris menyetor ijazah
Hey pembinasa, Hey penguasa
Untai rima sadis bergelar durjana
Bungkam para vandalis dalam bersuara
Kami semua menangis di alam pusara, dan di udara
Mencoba berdiri aku terpontang-panting bak putaran cakram
Berenang di kiri aku terombang-ambing di pusaran kanan
Mencoba berdiri aku terpontang-panting bak putaran cakram
Berenang di kiri aku terombang-ambing di pusaran kanan
Terpontang-panting bak putaran cakram
Terombang-ambing di pusaran kanan
Terpontang-panting bak putaran cakram
Terombang-ambing di pusaran kanan
Dilematis puritan
Ditengah sekularis para penentang tuhan
Generasi kutukan, dominasi blusukan
Serakah jadi barometer kecenderungan
Dan kerangka sistemasi para jargon piutang
Neraca pun tak menghitung peredaran cuan
Yang Berawal harga mati
Semata emblemisasi
Kini berakhir di meja lelang korporasi
Aku terbuang
Binatang jalang
Peluru terbang
Meradang Menerjang
Luka berlari
Ku tak perduli
Ku ingin hidup seribu tahun lagi
Aku terbuang
Binatang jalang
Peluru terbang
Meradang Menerjang
Luka berlari
Ku tak perduli
Ku ingin hidup seribu tahun lagi
Terpontang-panting di baku hantam
Terombang-ambing di pusaran kanan
Terpontang-panting di baku hantam
Terombang-ambing di pusaran kanan