Bali - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan bahwa pemilu bukan sarana untuk mencari pemimpin ideal.
Mahfud katakan, pemilu bukan untuk mencari pemimpin ideal dan sempurna, karena tidak akan ketemu.
"Tapi untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin," tegas Mahfud dalam bagian orasi ilmiahnya di Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Dilansir dari akun Instagram Mahfud @mohmahfudmd pada Selasa, 10 Oktober 2023. Mahfud mengaku senang bisa memberikan kuliah umum di Universitas Udayana.
Kuliah umum itu sendiri dengan tema “Demokrasi Konstitusional dan Pemilu Bermartabat”.
Mahfud menghimbau agar peserta Pemilu 2024 mendatang untuk menghindari kampanye negatif dan kampanye hitam.
Meskipun kampanye negatif (negative campaign) tidak ada hukumannya, kampanye demikian sebaiknya dihindari.
BACA JUGA: Mahfud Imbau Peserta Pemilu Hindari Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam, Ini Alasannya
"Saya juga mengingatkan untuk tidak menjalankan politik identitas dalam pemilu maupun pilkada serentak karena akan membuat kontestasi menjadi tidak fair dan berpotensi menimbulkan konflik," katanya.
Disebutnya, pemilu merupakan salah satu mekanisme yang menjadi penanda negara demokrasi.
Mahfud tegaskan, di negara demokrasi mesti ada pemilu. Agar proses dan hasil pemilu benar-benar demokratis, maka pemilu harus dilaksanakan secara bermartabat, yaitu sesuai dengan nilai, etika, dan aturan hukum.
"Pemilu bukan untuk mencari pemimpin ideal dan sempurna karena tidak akan ketemu, tapi untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin. Saya menekankan bahwa tugas kita semua untuk ikut Pemilu dan pilih pemimpin yang paling sedikit kejelekannya," tukasnya. []