News Selasa, 24 Mei 2022 | 21:05

Maman Sorot Sinkronisasi Data Calon Jemaah Haji di Siskohat dan PeduliLindungi

Lihat Foto Maman Sorot Sinkronisasi Data Calon Jemaah Haji di Siskohat dan PeduliLindungi Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq. (Foto: Opsi/Dok pribadi KH Maman Imanulhaq)

Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq menyoroti sinkronisasi data vaksinasi calon jemaah haji di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dengan data sertifikat vaksin pada Aplikasi PeduliLindungi.

Maman menyampaikan, sinkronisasi dari kedua aplikasi tersebut baru sekitar 28 persen.

Hal ini disampaikan di sela-sela pertemuan Tim Kunspek Komisi VIII DPR RI dengan Kakanwil Kemenag Jawa Barat di Bandung, Jabar, Selasa, 24 Mei 2022.

"Saya juga heran, 28 persen itu angka yang sangat kecil. Mudah-mudahan ini masalahnya hanya sinkronisasi data saja, jangan sampai ia (calon jemaah haji) belum divaksin," kata Maman.

Menurutnya, jika angka tersebut merujuk pada calon jemaah haji yang belum mendapatkan vaksin lengkap, tentu saja akan menimbulkan permasalahan baru.

"Kalau 28 persen itu adalah sinkronisasi data, kita agak sedikit tenang dan bisa dipacu dalam hal sinkronisasinya," ujarnya.

Terkait sinkronisasi data ini, Politisi fraksi PKB ini akan meminta konfirmasi langsung dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI juga kepada Kementerian Kesehatan.

Apalagi dia sering kali menyampaikan bahwa sinkronisasi data adalah kunci suksesnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia di masa pandemi ini.

"Sinkronisasi data ini adalah kata kunci yang selalu saya ucapkan. Sinkronisasi antara Siskohat dan PeduliLindungi ini sangat penting, karena kebijakan luar negeri itu adalah otoritas negara yang bersangkutan dan tidak bisa kita tolak," tuturnya.

Di sisi lain, dia menekankan agar pemerintah dan calon jemaah haji agar benar-benar mempersiapkan keberangkatan haji ini. Mengingat, ibadah haji dilaksanakan masih dalam ancaman pandemi Covid-19.

"Artinya, kesiap-siagaan kita termasuk pemerintah dan juga jemaah haji tetap dilakukan. Protokol kesehatan juga tetap diutamakan termasuk juga segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi," katanya.

"Misalnya ada jemaah yang kena Covid-19 di tanah suci Mekah/Madinah, kita juga sudah meninjau ke pusat kesehatan haji Indonesia baik itu di Mekkah atau Madinah," ucap Maman menambahkan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya