Malang - Manajemen Arema FC membeberkan penyebab 127 suporter tewas dan beberapa dari pihak kepolisian saat laga yang berakhir rusuh, Sabtu 1 Oktober 2022.
Tragedi berawal saat polisi menghalau suporter yang hendak masuk ke lapangan. Bentrokan itu membuat polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter.
Akibat gas air mata itu membuat suporter terdesak dan sesak napas hingga terinjak-injak suporter lain yang berusaha menyelamatkan diri.
"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris dalam rilis yang diterima Opsi.id, Minggu 2 September 2022.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi nahas ini, Arema membentuk crisis center atau posko informasi korban guna menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," ucap Haris.
Arema menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban meninggal.
"Kepada keluarga korban manajemen Arema FC memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan usai musibah agar banyak yang diselamatkan," tutur Haris. []