*Oleh: Dr.Ir. Sri Mumpuni, Akademisi/Pengajar Universitas Bung Karno Bidang Teknik Elektro
Ada gula ada semut itu istilah peribahasa, siapa yang tidak kenal gula yang selalu berada di sekitar kita khususnya dalam sajian makanan, gula mempunyai rasa manis yang membuat suatu hidangan menjadi lebih nikmat dikonsumsi.
Permasalahannya, mengonsumsi gula yang melebihi batas kebutuhan asupan tubuh pada setiap orang, maka akan berakibat kadar gula pada tubuh akan naik. Ada alternatif mengonsumsi jenis gula yang lebih sehat yaitu gula aren, di mana gula aren juga jauh lebih baik dari gula putih dalam hal indeks glikemik (IG).
Makanan dengan IG rendah seperti gula aren tidak meningkatkan gula darah dengan cepat. Jadi, gula aren relatif aman bagi mereka yang ingin mengontrol kadar gula darah.
Desa Cisolok, Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu desa penghasil gula aren yang terletak di Taman Nasional Gunung Halimun, di mana terdapat banyak pohon aren yang hidup dan berkembang sejak lama yang saat ini menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat para petani gula aren.
Dalam kaitan dengan pohon aren, masyarakat adat hanya boleh menyadap aren dari pohon aren yang berada di zona pemanfaatan. Memang dalam setiap taman nasional terdapat beberapa zonasi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/MenLHK-Setjen/2015.
Menurut salah satu petani yang saat ini menggeluti pengolahan gula aren Desa Cisolok, proses pengolahan gula aren dimulai dari proses pengambilan air nira dari pohon aren, yang istilahnya menyadap menggunakan bumbung dari bambu yang dirancang khusus.
Kemudian, para petani gula aren naik ke pohon dan memasang bumbung selama 1 hari untuk setiap pohon. Selanjutnya air nira yang didapat dikumpulkan dan kemudian diolah dengan cara dipanaskan pada wajan sambil diaduk hingga mengental, kemudian dipindahkan ke dalam cetakan.
Pak Ridwan salah satu pengusaha gula aren Desa Cisolok, mengungkapkan perkembangan pasar gula aren. Saat ini, banyak konsumen yang berminat pada gula aren bubuk atau istilahnya gula semut. Gula semut banyak diminati karena lebih praktis dan mudah dalam penyajian.
Dalam pengolahan gula aren saat ini, para petani yang menghasilkan sadapan air nira dari pohon aren, masih banyak menggunakan cara tradisional yaitu air nira dimasukkan ke dalam wajan dan dipanasi menggunakan kayu bakar.
Selama pemanasan, air nira diaduk sampai menggumpal. Namun yang jadi permasalahan saat ini adalah dalam pengolahan khususnya pengadukan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak.
Selain proses kristalisasi atau proses gula nira dari cair menjadi padat, saat ini kebutuhan pasar akan gula aren khususnya gula semut semakin banyak diminati, maka perlu adanya alat yang bisa membuat gula semut khususnya dalam proses pengayakan.
Sebab, proses pengayakan saat ini masih menggunakan cara tradisional yaitu gula aren diayak menggunakan saringan yang dipegang pakai tangan kemudian digoyang-goyang sehingga serbuk gula aren turun dengan tingkat kekasaran sesuai dengan hasil ayakan.
Melihat permasalahan di atas, maka TIM Pengabdian Kepada Masyarakat dari Universitas Bung Karno dan Universitas Darma Persada yang diketuai oleh Dr. Ir. Sri Mumpuni Bidang Lingkungan dan Energi Terbarukan dengan Anggota Trisna Ardi, ST.,M.Eng. Bidang Teknik Mesin dan Syamsu Marlin, ST.MT. serta para mahasiswa masing-masing universitas melakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Program ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Tujuan kegiatan tersebut adalah memberikan solusi dari beberapa permasalahan terkait pengolahan gula aren yang ada saat ini.
Tim PKM telah melakukan kegiatan mulai bulan Juli hingga Agustus 2023. Dengan waktu sesingkat itu, Tim PKM melakukan kegiatan, di antaranya pembuatan mesin kristalisasi gula aren dan mesin pengayak gula aren kristal menjadi gula semut.
Selain memberikan bantuan berupa alat pengolah gula aren, Tim PKM juga memberikan penyuluhan terkait proses digitalisasi teknologi informasi berkaitan yang dengan manajemen pemasaran dan proses produksi, di mana para petani diberi arahan dalam mencari informasi terkait pengolahan gula aren yang hasil pengolahannya bisa bersaing dengan gula aren di lokasi lain di luar Desa Cisolok.
Akhir dari kegiatan PKM ini, petani gula aren Desa Cisolok diharapkan mendapat peningkatan dalam pengolahan dan produksi gula aren sehingga menghasilkan gula aren yang bersaing di pasaran, sekaligus dengan adanya manajemen pemasaran berbasis teknologi informasi para pengusaha gula aren yang ada di Desa Cisolok dapat menjualnya ke seluruh Indonesia maupun luar negeri dengan mudah melalui digitalisasi internet.[] (Senin, 30 Oktober 2023)