Sumatra Utara - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung mendukung Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) untuk terus memperluas dan mempermudah layanan keuangan bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro.
Martin menyebut, hal itu dilakukan bertujuan agar pengusaha dan lapangan kerja semakin banyak tercipta.
Demikian disampaikan saat sosialisasi bertema "Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Indonesia Masa Depan", di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat, 21 Oktober 2022.
"Kami di Komisi VI DPR RI selalu mendorong bagaimana pelaku UMKM di negara ini mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi. Karena sektor UMKM menyerap angkatan kerja mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh angkatan kerja kita," kata Martin dalam keterangannya, Rabu, 26 Oktober 2022.
Ia mengatakan, Komisi VI terus mendorong Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN untuk terus berkontribusi dalam mendukung UMKM.
Dukungan tersebut antara lain, pada tahun 2021 lalu, Komisi VI DPR RI telah menyetujui pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang beranggotakan tiga BUMN: BRI (sebagai induk/holding), Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Holding UMi ini dibentuk dengan tujuan untuk memberikan layanan pembiayaan yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya kepada pelaku usaha mikro.
"Misalnya ibu-ibu perlu dukungan modal, kalau tidak punya jaminan, itu bisa ke PNM Mekaar. Selain itu BRI juga sudah membuat berbagai produk untuk dukungan keuangan pada UMKM, seperti KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan lainnya," ujarnya.
Dia mengatakan, Holding UMi dibuat bertujuan agar semakin banyak tercipta pelaku usaha. Kalau ekonomi mau maju, lanjutnya, maka harus ada banyak pelaku usaha.
"Karena itulah kami di Komisi VI dengan Menteri BUMN Pak Erick Thohir mengharapkan dan menugaskan Holding Ultra Mikro ini untuk menciptakan sebanyak-banyaknya pelaku usaha di negara kita ini, termasuk di Tapanuli Tengah dan Sibolga ini," tuturnya.
Ketua DPP Parta NasDem ini juga menyampaikan bahwa Holding BUMN, termasuk Holding UMi dibentuk untuk membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.
Pandangannya, BUMN yang ada dalam satu sektor dikelompokkan dalam satu holding.
"Karena tulang punggung BRI ini pelaku UMKM, mirip dengan pegadaian dan PNM, maka ketiganya digabung di satu rumah besar, yaitu Holding Ultra Mikro," tuturnya.
Lebih lanjut, Martin mencontohkan layanan Senyum (Sentra Layanan Ultra Mikro) dari Holding UMi yang membuat layanan pembiayaan bagi pelaku usaha mikro menjadi lebih terpadu dan efisien.
"Kalau kita sudah kelompok-kelompokkan, jadinya lebih efisien. Contoh di Holding Ultra Mikro ini, dibuat co-location, di satu lokasi itu kita bisa mendapatkan layanan BRI, Pegadaian dan PNM. Namanya gerai Senyum, Sentra layanan Ultra Mikro," ucap Martin Manurung.
Untuk diketahui, setahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021, Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti berhasil mempercepat inklusi keuangan.
Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 183,9 triliun.
Di samping itu, BRI berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021. Di tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah.
Hingga Agustus 2022, integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi dari target awal 978 lokasi Gerai Senyum. Penabung baru UMi mencapai 6,85 juta, dari target awal sebanyak 3,3 juta.
Nasabah PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121. Saat ini BRI juga terus mengembangkan Agen BRILink.
Masyarakat dapat menikmati layanan transaksi keuangan layaknya layanan bank di Agen BRILink, secara lebih dekat.
Jumlah Agen BRILink telah mencapai 584 ribu pada akhir Agustus 2022 dengan jangkauan mencapai 57.618 desa, atau mencakup 3/4 desa di seluruh Indonesia sudah terdapat Agen BRILink.
Sepanjang Januari-Agustus 2022, Agen BRILink tersebut memproses lebih dari 709 juta transaksi dengan total volume transaksi mencapai Rp 855,5 triliun.
Selain memberikan akses layanan keuangan kepada masyarakat, Agen BRILink juga memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sharing economy/fee pada periode Januari-Agustus 2022 yang diterima oleh Agen BRILink berkisar antara Rp 1,8 triliun - Rp 2,7 triliun.[]