Majene - Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kedaerahan (Organda) di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), diperiksa polisi.

Pemeriksaan tersebut dilakukan akibat tindakan massa aksi yang menurunkan bendera merah putih di Kantor Bupati Majene dan mengibarkannya kembali bersama bendera Organda.

Kapolres Majene, AKBP Febryanto Siagian mengatakan, sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan mahasiswa.

"Mahasiswa saat melancarkan aksinya, tiba-tiba menurunkan bendera merah putih dan memasang bendera organda di tali dan menaikkannya kembali," kata Febryanto Siagian, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 24 Mei 2022.

Bendera Organda tersebut, kata dia, diantaranya bedera Organda Mamuju Tengah (Mateng), bendera Organda Pasangkayu dan bendera Organda Enrekang.

"Sehingga kami menurunkan kembali dan mengamankan bendera Organda sebagai barang bukti," katanya.

Setelah itu, kata Febryanto Siagian, pihaknya mengarahkan Jendral Lapangan (Jenlap), serta massa aksi ke kantor polisi untuk proses pemeriksaan dan penyelidikan.

"Tindakan yang dilakukan massa aksi melanggar UU nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan yang diatur dalam pasal 24, 66 dan 67," kata Febryanto Siagian.

Bendera merah putih itu lambang negara, harusnya dihormati karena susah payah diperjuangkan oleh palawan terdahulu sehingga kemerdekaan bisa kita nikmati sampai saat ini.

"Menyampaikan aspirasi, mestinya tetap mematuhi koridor dan norma-norma yang ada karena kita berada ditengah negara hukum. Tentu kita berharap ke depan kejadian seperti ini tidak terulang kembali," tegasnya.

Untuk diketahui, aksi unjuk rasa tersebut dilakukan Aliansi Organda Senin, 23 Mei 2022 kemarin di depan kantor Bupati Majene, Sulbar. []