News Senin, 31 Januari 2022 | 14:01

Mau Mandiri dan Sejahtera? Anis Byarwati Sarankan Jakarta Timur Penuhi Aspek Ini

Lihat Foto Mau Mandiri dan Sejahtera? Anis Byarwati Sarankan Jakarta Timur Penuhi Aspek Ini Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Byarwati.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Dewan Kota Jakarta Timur menyelenggarakan rapat kerja dan seminar bertajuk `Optimalisasi Peran Serta Masyarakat dalam Membangun Jakarta Timur yang Mandiri dan Sejahtera`.

kegiatan ini diikuti oleh masyarakat se-Jakarta Timur (Jaktim) di antaranya Camat, Lurah, RT, RW, LMK, FKDM, Dasawisma, Karang Taruna, PKK, Jumantik yang berjumlah 1000 orang. Acara yang dilakukan secara hybrid ini dibuka oleh Walikota Jakarta Timur, M. Anwar sekaligus memberikan arahannya.

Adapun narasumber dalam acara ini yakni anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati, anggota DPR RI dari Fraksi PAN Eko Hendro Purnomo, anggota DPD RI Sylviana Murni, Ketua penasehat dewan kota DKI Jakarta Andi Anzhar, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik, H. Muhayar, dan Karyatin Subiantoro anggota DPRD DKI Jakarta.

Mengutip judul pada acara itu, Anis Byarwati memberikan perhatian pada kata mandiri dan sejahtera, di mana dalam konstitusi Indonesia, kemandirian sebuah daerah dituangkan dalam UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Dia menjelaskan, terdapat 4 aspek yang harus terpenuhi dalam pembangunan untuk menjadi Jakarta Timur yang mandiri.

Keempat aspek tersebut adalah kebutuhan dasar, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

"Dalam konteks desa, ketika ingin mandiri maka desa mandiri adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik. Jadi desa mandiri itu punya beberapa indikator tersebut," kata Anis dalam keterangannya, Senin, 31 Januari 2022.

Menurutnya, desa mandiri adalah desa yang memiliki Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75. Walaupun DKI bukan desa, namun indikator kemandirian desa dapat dipakai sebagai ukuran.

"Kalau Jakarta Timur ingin mandiri dan sejahtera, maka mandirinya dahulu dipenuhi. Indikator-indikator ini perlu kita penuhi," ujarnya.

Terkait sejahtera, Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga menjelaskan bahwa sejahtera memiliki indikator sendiri.

Indikator kesejahteraan menurut Sunarti (2012) adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.

"Jadi kesejahteraan ukurannya tidak hanya pada pencapaian ekonomi, tetapi lebih utuh dilihat lahir dan batin, jasmani dan rohani, diri, rumah tangga serta masyarakat. Kita melihat indikator ini harus terus diupayakan untuk Jakarta Timur," tuturnya.

Lebih lanjut, wakil ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini memaparkan data-data terkait dengan Jakarta Timur.

Pada tahun 2020, data menunjukkan populasi penduduk Jakarta Timur berjumlah 3 juta orang.

Sebanyak 70,01 persen dari jumlah penduduk merupakan penduduk dengan usia produktif yaitu usia 15-54 tahun. Penduduk tidak produktif yaitu di bawah 15 tahun dan di atas 54 tahun berjumlah 29,99 persen.

"Angka ini menunjukkan bahwa Jakarta Timur memiliki aset sumber daya manusia yang muda, produktif dan harusnya bisa membuat pembangunan berjalan lebih cepat. Di negara-negara lain, hal seperti ini disebut bonus demografi yaitu ketika satu daerah memiliki penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding usia non produktif," kata Anis.

Kemudian, politisi senior PKS ini melanjutkan penduduk Jakarta Timur yang berusia 10 tahun ke atas dengan status kawin sebanyak 59,51 persen.

Dengan kata lain, separuh lebih penduduk di Jakarta Timur sudah menikah. Dari sisi status pendidikan yang meliputi kemampuan membaca menulis dan keikutsertaan di sekolah/literasi, sebanyak 99,69 persen penduduk usia 15 tahun ke atas sudah mampu membaca dan menulis huruf latin.

Adapun terkait angka partisipasi sekolah 99,74 persen untuk usia 7-12 tahun, 99,43 persen usia 13-15 tahun, 77,04 persen umur 16-18 tahun. Dan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah Jakarta Timur, sebanyak 22,83 persen usia 7-24 tahun belum pernah mengenyam bangku sekolah.

"Ternyata di Jakarta Timur masih ada kurang dari ¼ penduduknya yang belum pernah sekolah," ujarnya.

Demikian juga dengan kepemilikan rumah dan fasilitasnya, kondisi ekonomi dan dan yang lainnya, masih membutuhkan banyak peningkatan.

Dalam paparan penutupnya, Anis menekankan pada empat basis yang harus diupayakan oleh Jakarta Timur untuk menjadi mandiri dan sejahtera.

Keempat basis itu adalah basis sosial yaitu masyarakat dengan berbagai lapisan dan segmentasinya. Lapisan grassroot, menengah, maupun lapisan atas.

Kedua, Basis operasional yaitu tokoh masyarakat, aktivis masyarakat, tokoh agama, karang taruna, PKK, Dasawisma dan lain-lain.

Ketiga, Basis Konsepsi yaitu akademisi, ilmuwan, cendekiawan dan ulama. Dan keempat, basis kebijakan dan keputusan yaitu legislatif dan eksekutif.

"Semua elemen yang ada di Jakarta Timur harus bersatu padu. Harus bekerja sama untuk bisa memperbaiki yang belum baik dan mempertahankan serta meningkatkan untuk menjadi lebih baik," tuturnya.

"Keempat basis ini harus berkolaborasi. Jika Jakarta Kota Kolaborasi maka Jakarta Timur juga bisa menjadi kota kolaborasi. Di mana basis sosialnya, basis operasionalnya, basis konsepsinya dan basis kebijakan dan keputusannya dilakukan dengan kolaborasi untuk mewujudkan Jakarta Timur yang mandiri dan sejahtera," ucap Anis menambahkan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya