Jakarta - Di antara tiga tokoh bakal calon presiden (Bacalon) yang ada saat ini, Ganjar Pranowo paling banyak dipercaya akan melanjutkan program pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.
Sementara Anies Baswedan lebih banyak dianggap akan mengubah kebijakan Pemerintahan Jokowi. Sedangkan persepsi publik pada Prabowo Subianto dalam isu ini terbelah.
Sebanyak 58 persen menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi, yang menyatakan dia akan mengubah hanya 22 persen, dan masih ada 19 persen yang belum menjawab.
Sebaliknya, ada 47 persen publik yang mempersepsi Anies akan mengubah kebijakan Jokowi jika terpilih menjadi presiden, yang menyatakan akan melanjutkan hanya 27 persen, dan belum jawab 26 persen.
Kemudian penilaian publik terhadap Prabowo terbelah, sebanyak 36 persen menyatakan dia akan melanjutkan dan 39 persen menilai dia akan mengubah program pemerintahan Jokowi. Sisanya, 25 persen, belum menjawab.
Demikian hasil survei SMRC bertajuk `Keberlanjutan vs Perubahan; Persepsi Pemilih Kritis`, yang dilakukan pada 2-5 Mei 2023 kemarin.
Presentasi itu disampaikan langsung oleh Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Selasa, 9 Mei 2023.
Deni menunjukkan bahwa persepsi pemilih kritis terhadap ketiga tokoh itu konsisten dalam 2 kali survei (April 2023 dan Mei 2023).
Dia mengatakan, Ganjar Pranowo secara konsisten lebih banyak dinilai akan melanjutkan, sebaliknya Anies lebih banyak dinilai akan mengubah program Presiden Jokowi. Sementara itu Prabowo dipersepsikan berada di tengah posisi keduanya.
"Di mata pemilih, `keberlanjutan` vs `perubahan` lebih merupakan pertarungan antara Ganjar dengan Anies," kata Deni.
Ia menjelaskan bahwa `pemilih kritis` adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon genggam sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Mereka, kata dia, pada umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei terakhir dilakukan pada 2-5 Mei 2023.[]