News Jum'at, 20 Mei 2022 | 16:05

Menlu: Aisyiyah dan Muhammadiyah Miliki Kontribusi Penting Dalam Politik Luar Negeri

Lihat Foto Menlu: Aisyiyah dan Muhammadiyah Miliki Kontribusi Penting Dalam Politik Luar Negeri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Washington DC, AS, pada Jumat malam, 13 Mei 2022, waktu setempat. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Jakarta - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan Aisyiyah memiliki peran dan kontribusi penting dalam bidang politik luar negeri dan penanganan isu-isu global.

"Dalam sejarah perjalanan politik luar negeri kita banyak sekali kerja sama yang terjalin baik dengan Aisyiyah maupun Muhammadiyah dalam berbagai isu," kata dia, dalam acara Tasyakur Milad ke-105 Aisyiyah di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dikutip Jumat, 20 Mei 2022.

Karena itu dia berharap kerja sama yang terjalin antara Kementerian Luar Negeri bersama Aisyiyah dan Muhammadiyah perlu terus diperkuat.

Dalam usianya yang ke-105 tahun, dia menyebut peran Aisyiyah amat penting dalam memajukan peran perempuan, termasuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia.

Tidak hanya bagi bangsa Indonesia, dia mengatakan Aisyiyah bersama Muhammadiyah juga turut berkontribusi bagi penanganan isu-isu global bekerja sama dengan Kemenlu.

"Apresiasi atas komitmen Aisyiyah untuk terus memajukan peran perempuan, dalam sejarah perjalanan politik luar negeri kita banyak sekali kerja sama yang terjalin baik dengan," kata dia.

Ia mengatakan beberapa permasalahan yang dihadapi dunia saat ini membawa dampak sangat besar terutama bagi kelompok perempuan dan anak-anak.

Kemiskinan dan kesetaraan gender menjadi aspek yang paling terdampak dan pada 2020, kata dia, setidaknya terdapat 100 juta orang baru yang turun ke bawah garis kemiskinan.

"Pemenuhan hak-hak perempuan juga mengalami kemunduran hingga satu generasi," kata dia.

Ia menyebut laporan World Economic Forum terkait kesenjangan gender global untuk 2021 dengan data yang cukup mencengangkan, yakni membutuhkan 135,6 tahun untuk menutup kesenjangan gender dunia, di bidang politik perlu 145,5 tahun untuk mencapai kesetaraan gender.

"Bahkan dalam partisipasi ekonomi diperlukan 267,6 tahun untuk mengakhiri kesenjangan gender. Di semua krisis yang terjadi, perempuan selalu menjadi kelompok paling rentan terdampak," ujar dia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya