Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengklaim bahwa warga di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, sudah setuju untuk direlokasi guna pembangunan proyek Rempang Eco City.
Bahlil menyebut, kurang lebih sebanyak 400 kepala keluarga (KK) di daerah itu sudah menyetujui relokasi tersebut.
"Yang sudah (setuju), kurang lebih 400 KK sudah daftar sukarela untuk digeser, dan dari 400 itu, 27 KK sudah berada di rumah transit sementara dan sisanya masih dalam proses," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023.
Pada Jumat lalu, 6 Oktober 2023, ia mengaku telah mengunjungi Pulau Rempang dan mendatangi kampung warga yang setuju relokasi maupun yang tidak setuju relokasi.
"Saya datangi per kampung, saya datangi ke Pasir Panjang, ke Tanjung Banon, kemudian saya lihat lokasi tempat di mana mereka akan ditempatkan, saya datangi semua, jadi baik setuju dan yang tak setuju saya datangi," ujarnya.
Pengakuan Bahlil, banyak warga yang setelah didatanginya, akhirnya setuju untuk direlokasi. Namun, masih ada sebagian warga kukuh untuk tidak direlokasi.
Pemerintah, lanjutnya, akan terus menjalin komunikasi dengan seluruh warga Rempang agar menghasilkan manfaat bagi bersama.
Dia mengatakan pemerintah sedang membuat hunian tetap bagi warga Rempang yang terdampak pembangunan Rempang Eco City. Hal itu akan dijamin pemerintah lewat peraturan presiden (Perpres).
"Sekarang kita mulai membangun proses rumah contohnya dan itu semua dijamin lewat Perpres. Contoh 27 KK mereka punya uang selama masa nunggu rumah, Rp 1,2 juta per bulan dan Rp 1,2 juta per KK untuk kontrak (biaya sewa hunian) itu kan kita selesaikan di 3 bulan pertama. Jadi kalau 1 KK ada 4 orang, dapatnya Rp 6 juta per bulan sampai masa tunggu," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa pembangunan hunian tetap itu akan selesai pada awal 2024 mendatang.
"Iya tahun depan. Butuh waktu 6-7 bulan," ucap Bahlil.[]