Daerah Selasa, 22 Agustus 2023 | 16:08

Meski Event Selalu Sukses, Samosir Music International Minim Dukungan Pemerintah dan Swasta

Lihat Foto Meski Event Selalu Sukses, Samosir Music International Minim Dukungan Pemerintah dan Swasta Konferensi pers Samosir Music International di Sapadia Hotel, Siantar, Selasa, 22 Agustus 2023. (Foto:Opsi/Fernandho Pasaribu)

Siantar - Manager Director Samosir Music International (SMI), Henri Manik kembali menggelar konser yang melibatkan musisi-musisi internasional, nasional, dan lokal di Kawasan Danau Toba, Sumatra Utara (Sumut).

Event itu adalah Samosir Music International (SMI). Konser musik bernuansa seni dan budaya Batak ini akan dilangsungkan di Open Stage Tuk-tuk, Kabupaten Samosir, pada tanggal 25-26 Agustus 2023 mendatang.

Dia menjelaskan, event tahunan Pemerintah Kabupaten Samosir ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu mulai dari diberlakukannya biaya masuk untuk mengikuti event, adanya pameran UMKM, kuliner, Toba Zumba, dan workshop khusus untuk anak-anak.

Selain itu, SMI juga melibatkan musisi-musisi lokal dari beberapa kabupaten/kota yang ada di Sumatra Utara, termasuk dari Jakarta.

"Sebelumnya kita belum libatkan seperti itu, tetapi tahun ini kita mencoba menampung semua masukan dari teman-teman musisi. Kita juga melakukan beberapa workshop," kata Henri saat konferensi pers di Sapadia Hotel, Siantar, Selasa, 22 Agustus 2023.

"Dari Belanda ada seorang wanita yang juga masuk di tim Malaysia, kebetulan istri dari vokalis band Malaysia. Kita arahkan dia untuk memberikan workshop untuk anak-anak. Jadi artinya anak-anak itu kita ajak ke lokasi. Kebetulan selama ini SMI melibatkan semua umur anak-anak sampai orang tua," sambungnya.

Minimnya dukungan pemerintah dan swasta

Di lokasi serupa, Henri juga mengungkapkan minimnya dukungan maupun sponsor dari pemerintah dan swasta pada kegiatan ini.

"Selama bertahun-tahun ini menjadi pertanyaan saya pribadi. Saya juga bingung, padahal event tergolong sukses. Contohnya, patokan swasta itu salah satunya jumlah pengunjung. Jumlah pengunjung kita selama ini di atas target yang mereka inginkan," ujarnya.

Lantas, dia bercerita tentang salah satu perusahaan rokok yang mengakui secara terbuka kepadanya atas kesuksesan SMI 2019 lalu.

"Pimpinan mereka datang mencari saya untuk mengatakan `terima kasih Pak Henri, acara berjalan sangat sukses dan melebihi apa yang kami targetkan`. Saat itu disampaikan seperti itu. Makanya saya bingung, apakah para sponsor ini melihat Samosir bukan area mereka atau seperti apa?" tuturnya.

Tak hanya pihak swasta, pemerintah pusat dan daerah juga dinilai kurang memberikan dukungan atas kegiatan tersebut.

Diketahui, Danau Toba adalah salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas di Indonesia. Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga memerintahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk berfokus mengembangkan destinasi pariwisata, termasuk Danau Toba.

Selain itu, Kemenparekraf juga memasukkan Samosir Music International dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023.

"Khususnya pusat, selalu digaungkan kalau Danau Toba masuk destinasi pariwisata prioritas. Artinya kita yang membuat kegiatan seperti ini senang mendengar hal itu, pasti event ini mendapat dukungan," tukasnya.

Namun, sambung Henri, dukungan yang diberikan pemerintah untuk keberlangsungan kegiatan ini masih sangat minim.

"Mungkin orang-orang di Samosir melihat (dukungan) itu sangat besar, tetapi untuk kegiatan seperti ini sangat minim. Seperti yang saya katakan, kita itu butuh pemerintah yang sangat serius melihat kita. Artinya, untungnya sama mereka semua. Dari pemerintah daerah sampai ke pusat. Di Kabupaten Samosir, ini salah satu event mereka yang bisa mereka banggakan," tuturnya.

Henri pun membantah adanya spekulasi yang menyebut event SMI selalu mendapatkan keuntungan. Ia menegaskan, dirinya bahkan mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi kerugian yang pernah dialami.

"Realita-nya bukan seperti itu. Artinya kita orang-orang yang serius memberi hati bahkan dana. Kantong saya selama ini boncos juga untuk menutupi (kerugian maupun pengeluaran) itu," ucapnya.

"Apa bedanya dengan destinasi prioritas yang lain? Seharusnya diperlihatkan di situ. Mudah-mudahan dengan situasi seperti ini bisa membuka pikiran mereka agar kegiatan seperti ini bisa kita tindak lanjuti ke depan," kata Henri menambahkan.

Progres pelaksanaan konser Samosir Music International

Samuel Hutajulu dari Biondi Enterprise yang merupakan promotor kegiatan ini menyebut bahwa persiapan yang mereka lakukan sudah di atas 90 persen.

"Sedikit menginformasikan bahwa kegiatan yang diadakan di Tuktuk Samosir, persentasenya kira-kira sudah mencapai di atas 90 persen," kata Samuel di lokasi serupa.

Ia mengatakan, setiap tahunnya Biondi Enterprise selalu meningkatkan kualitas untuk melaksanakan event-event seperti ini.

"Dari event-event sebelumnya kita sudah mengalami kemajuan, artinya hal-hal yang diperlukan untuk event di tahun-tahun berikutnya selalu kita tingkatkan," tuturnya.

"Harapan kami acara di Samosir nanti mendapat sambutan yang baik dari masyarakat," ucap Samuel.

Deretan musisi di Konser Samosir Music International

Musisi internasional, Tomasso Primo (Italia), Stella Manfredi (Italia), Anna Buchegger and Band (Austria), Salam Musik (Malaysia), dan ikon SMI Herman Delago (Austria).

Musisi nasional, Sitohang Brothers, Viky Sianipar dan band, Alsant Nababan, Candil, Tongam Sirait, Retta Sitorus, dan Ogar Nababan.

Musisi lokal, Pargochy, Hayuara, Allolings, Siou, Alogo, Pakpakustik, Sanggar Amaigila, Sanggar Nangguru, Pondok Krearif Parapat, Balsem, Sanggar Jabu Sihol, dll.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya