Semarang – Kemajuan zaman saat ini menuntut para dai dan ulama untuk mengembangkan pola dakwah. Dengan cara-cara yang disesuaikan dengan masyarakat, ajaran agama akan lebih mudah diterima.
“Kita dituntut untuk berlari cepat, tidak bersantai-santai. Sekarang diminta melayani generasi yang sangat cepat. Pola dakwah harus dikembangkan,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat Halal Bihalal Hidmat Muslimat NU Jawa Tengah, di Rumah Dinas Wakil Gubernur, Jumat 10 Juni 2022.
Wagub menambahkan perubahan adalah hal yang wajar. Sehingga, manusia diminta untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satu langkahnya, memperbanyak literasi dan wawasan.
Bagi para pengajar, Gus Yasin, sapaannya, menyarankan agar mereka bisa memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana pembelajaran. Hal itu merupakan tantangan bagi para pengajar melakukan inovasi.
“Sehingga kita sebagai masyarakat yang sudah ikut disrupsi saat ini dituntut (maju). Meskipun sudah tidak muda lagi, namun kita harus bisa. Guru TK, guru PAUD, diminta berubah mendigitalisasi metode pembelajaran. Kita dituntut menyajikan strategi dakwah masa sekarang. Kita harus tingkatkan SDM,” papar wagub.
Menambahkan, istri wagub, Nawal Arafah Yasin mengatakan, Muslimat NU perlu mengonsolidasikan kekuatan dakwah bagi masyarakat. Salah satunya dengan menggunakan media sosial.
Dia mengimbau kepada para muslimat, agar media sosial perlu dijadikan sarana berdakwah. Apabila tidak bisa memproduksi konten dakwah, lanjutnya, maka dapat turut membagikan konten dakwah milik ulama-ulama.
“Dakwah di medsos juga sangat penting. Kita mungkin tidak bisa menulis, namun kita bisa bersahabat dengan akun-akun dakwah. Ketika ada quote yang bagus, bisa kita share. Kita tidak bisa menulis konten dakwah, namun kita share saja bisa,” terang dia. []