Jakarta - Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Napoleon Bonaparte mengatakan publik sudah mencium hal yang tidak pas dalam peristiwa baku tembak yang menewaskan Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat, 8 Juli 2022.
"Mari kita kembali jujur, katakan apa adanya. Kenapa? Karena tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dengan baik. Pasti akan terbuka," ujarnya usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dikutip Jumat, 15 Juli 2022.
Terdakwa perkara penganiayaan terhadap YouTuber M. Kece itu berpendapat, menyoal pihak-pihak yang berbicara di publik terkait dengan insiden mematikan tersebut tentu mempertaruhkan integritas diri mereka.
Baca juga: Baku Tembak Tewaskan Brigadir J, Napoleon: Itu Perkara Mudah untuk Dibongkar
"Kalau terbukti apa yang dikatakannya itu membabi buta membela sesuatu yang ditutup-tutupi atau sebagainya, suatu saat akan kembali kepada yang bersangkutan," kata Napoleon menegaskan.
Napoleon Bonaparte menyebut peristiwa baku tembak polisi hingga menewaskan Brigadir J merupakan perkara mudah untuk dibongkar oleh penyidik. Dia menilai, sebetulnya Polri tidak memerlukan tim khusus untuk mengungkap peristiwa tersebut.
Baca juga: Mahfud Ungkap 3 Kejanggalan Kasus Kematian Brigadir J
"Itu perkara yang mudah untuk dibongkar. Penyidik biasa saja bisa mengungkapnya. Tidak perlu TGPF (tim gabungan pencari fakta) segala macam," kata Napoleon.
Diketahui, Irjen Ferdy Sambo dan keluarga menjadi sorotan publik usai terjadi peristiwa berdarah di rumah dinas Kadiv Propam, yang menewaskan Brigadir J pada Jumat, 8 Juli 2022. Namun, kasus ini baru terkuak di publik pada Senin, 11 Juli 2022 alias ada jeda tiga hari dari tanggal kematian Brigadir J.
Baca juga: Mahfud Soroti Kasus Brigadir J: Jangan Lindungi Tikus, Terbuka Saja
Brigadir J disebut-sebut melakukan pelecehan ke istri Kadiv Propam sambil menodongkan pistol. Dari kejadian tersebut, menurut polisi, memicu baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E, hingga menewaskan Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang tubuhnya tertembus peluru.
Dalam kasus ini Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus tewasnya Brigadir J. []