News Senin, 31 Januari 2022 | 12:01

Natal Nasional Demokrat, Willem Wandik: Hentikan Tindakan Represif Operasi Militer di Papua

Lihat Foto Natal Nasional Demokrat, Willem Wandik: Hentikan Tindakan Represif Operasi Militer di Papua Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Willem Wandik.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Panitia perayaan Natal Nasional Partai Demokrat melakukan bakti sosial dengan membagikan paket bantuan di 6 wilayah DKI Jakarta dan korban gempa Banten.

Ketua pelaksana, Willem Wandik mengatakan hal tersebut merupakan bentuk karya dan wujud nyata Gerakan Nasional Partai Demokrat (GNPD) Peduli dan Berbagi kepada masyarakat.

Perayaan Natal Nasional 2021 ini dilakukan dengan sederhana mengingat sampai saat ini pandemi covid-19 yang masih belum pulih.

Kendati jumlah peserta yang hadir sangat terbatas dan penuh kesederhanaan, namun spirit cinta kasih Partai Demokrat yaitu peduli dan berbagi dalam bentuk bakti sosial tetap dilaksanakan.

"Kami yakin dan percaya kita semua akan berlomba-lomba untuk membantu mewujudkan kegiatan mulia ini, kader Partai Demokrat terpanggil berbakti untuk negeri sesuai dengan Tema Natal Nasional tahun 2021 `Cinta Kasih Kristus Yang menggerakkan Persatuan`," kata Wandik dalam sambutannya di Lagoon Garden, The Sultan Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu, 29 Januari 2022.

Anggota Komisi V DPR RI ini menyebut, ada tiga seruan `kebangsaan` yang mengilhami hadirnya hari Natal dalam keyakinan umat Kristen, agar menjadi bahan renungan dan masukan bagi para pemimpin nasional demi kepentingan bangsa dan negara yang kita cintai.

Pertama, lanjut Wandik, Natal harus dimaknai sebagai datangnya juru selamat yang membawa kasih dan damai bagi kehidupan umat manusia.

Tidak terkecuali, Natal yang telah berlangsung selama 4 tahun di Tanah Papua sejak tragedi 2018 silam, telah membawa bencana kemanusiaan dan hilangnya damai Natal di wilayah operasi militer yang disponsori oleh kekuatan alat negara.

"Kami mengimbau kepada pemerintah, untuk menghentikan cara-cara represif operasi militer, untuk menghentikan siklus kebencian dan kekerasan berdarah yang tidak ada akhirnya di Tanah Papua," ujarnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI)

Lebih lanjut, dalam momentum Natal Partai Demokrat ini, dia mengingatkan kepada pemerintah bahwa ketika masa lampau misionaris menginjakkan kaki pertama kali ke wilayah lembah Balliem, Tanah Papua, mereka juga sempat dibunuh oleh warga pribumi, tetapi para misionaris tidak membalas pasukan bersenjata untuk datang.

"Melainkan percaya dengan kasih dan pengorbanan Kristus, yang akhirnya meluluhkan hati warga pribumi untuk menerima Kristus. Tanah Papua tidak dapat ditaklukkan dengan kekerasan dan senjata, melainkan dengan kasih yang tulus sebagaimana diajarkan oleh para misionaris pada masa lampau," ujarnya.

Pesan kedua, lanjutnya, Natal juga memberikan isyarat datangnya hukum yang menyempurnakan ajaran Taurat Musa dan perintah Raja Daud, untuk membawa hukum dan keadilan bagi umat manusia, yakni `Kekuatan transenden dan hukum Tuhan`.

Seperti yang diajarkan dalam Alkitab, di mana umat manusia diperintahkan untuk menegakkan hukum dan keadilan, terutama bagi tatanan kehidupan manusia dalam membangun negara dan bangsa.

"Kami perlu mengingatkan kepada penguasa di negeri ini, baik itu Presiden, Panglima TNI, Kapolri, untuk menegakkan hukum dan keadilan dalam menjalankan fungsi bernegara, karena sejatinya, jabatan kekuasaan yang diperoleh itu, akan mempertimbangkan jawaban di hadapan Tuhan yang maha adil," tuturnya.

"Penegakan hukum tidak boleh timpang di negeri ini, setiap anak bangsa terlepas dari atribut `kekuasaan`, mau pejabat atau rakyat jelata, harus mendapat porsi `keadilan` yang sama, sebagaimana perlakuan Tuhan yang tetap sama kepada setiap makhluk ciptaan-Nya," ucapnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Kemudian pada pesan ketiga, kata Wandik, Natal juga membawa pesan cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama, di tengah-tengah masa sulit pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun ini, banyak peristiwa bencana alam yang terjadi di sepanjang tahun terakhir.

"Ekonomi rakyat mengalami penurunan, lapangan pekerjaan mengalami penurunan besar-besaran. Kami mengimbau kita semua untuk mengaktifkan alarm empati kepedulian sosial terhadap sesama. Natal mengajarkan kepada kita semua untuk peduli, berbagi, menolong kepada sesama yang tidak beruntung tanpa melihat latar belakang agama, ras, suku, dam status sosialnya," kata dia.

Diketahui, dalam acara tersebut turut hadir Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), majelis tinggi partai, pengurus DPP, DPD, dan DPC.

Kehadiran AHY disambut dengan tari Yospan dari Papua. Tarian Yosim Pancar atau Yospan adalah tari persahabatan yang berasal dari Kabupaten Yapen, Papua.

AHY mengaku kagum dengan suguhan para penari lelaki dan perempuan mengenakan khas pakaian dari Rumbai tersebut.

Berbagai tampilan pakaian budaya yang mewarnai Natal partai berlambang segitiga mercy ini membuktikan bahwa Indonesia majemuk tidak bisa dinafikan. Karena itu, Partai Demokrat menekankan ideologi nasionalis religius.

Indonesia adalah majemuk, namun tidak memungkiri bahwa masyarakat kita beragama, menyembah Tuhan yang harus dihargai antara agama satu dengan yang lainnya.

Perayaan natal bertajuk `Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan (1 Petrus 1:22)` itu dihadiri Anggota Majelis Pertimbangan Partai Demokrat EE Mangindaan, Sekretaris Jenderal Teuku Riefky Harsya, Istri mantan Ketua Umum Pertama Partai Demokrat Titi Budi Santoso, Wakil Ketua Umum Vera Febianty, Anggota DPR RI Benny Kabur Harman, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, Pendeta Daud Tony, dan berbagai rohaniawan dari lintas agama.

Selanjutnya, putra sulung Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memimpin penyalaan lilin Natal, dengan menyalakan api kaki dian yang disediakan dalam perayaan tersebut. Sembari memberikan lilin kepada sejumlah tokoh penting partai besutan SBY tersebut.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya