News Rabu, 04 Mei 2022 | 12:05

Ngeri, Rusia Tayangkan Simulasi Serangan Nuklir Lenyapkan Inggris dan Irlandia

Lihat Foto Ngeri, Rusia Tayangkan Simulasi Serangan Nuklir Lenyapkan Inggris dan Irlandia Rudal Sarmat (Foto: voi.id)
Editor: Fetra Tumanggor

Jakarta - Serangan Rusia ke Ukraina dan perseteruan dengan beberapa negara blok NATO tampaknya semakin memanas. Terbaru, stasiun televisi milik Pemerintah Rusia menayangkan simulasi serangan nuklir Moskwa ke wilayah Inggris.

Sang pembawa acara, Dmitry Kiselyov, menyebut andai serangan nuklir tersebut benar-benar diluncurkan, Irlandia dan Inggris akan hancur dan tenggelam.

Dalam program News of the Week yang disiarkan Rossiya-1, Kiselyov menyampaikan dua simulasi serangan yakni serangan rudal Sarmat dan serangan nuklir dengan kendaraan nirawak bawah laut.

Kiselyov mengatakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengancam Rusia dengan serangan nuklir selama perang di Ukraina, mengutip The Stars and Stripes, Selasa, 3 Mei 2022.

Kiselyov menuturkan hanya dengan serangan rudal Sarmat satu saja, sudah cukup untuk menenggelamkan dan meratakan satu kepulauan di Inggris dan Irlandia.

“Hanya dengan sekali peluncuran, Boris, Inggris tidak akan ada lagi,” kata Kiselyov, mengutip media Inggris,  The Telegraph. “Opsi lain adalah menenggelamkan Inggris ke dalam laut menggunakan kendaraan nirawak bawah laut Rusia, Poseidon,” kata Kiselyov.

Dia menjelaskan, serangan nuklir dari bawah laut tersebut memiliki daya ledak hingga 100 juta ton dan akan menciptakan tsunami raksasa di sepanjang garis pantai.

Menurut Kiselyov, tsunami dengan radioaktif sebesar itu akan membuat apa pun menjadi gurun yang tidak layak huni untuk waktu yang lama. Video simulasi dalam segmen tersebut menunjukkan peta di mana Irlandia dan Inggris tidak ada lagi.

Video simulasi serangan nuklir Rusia tersebut disambut dengan skeptisisme dan kritik di Irlandia, termasuk Perdana Menteri Irlandia Michael Martin.

Martin menggambarkan kepada penyiar nasional Irlandia RTE bahwa simulasi serangan nuklir Rusia sebagai taktik tipe intimidasi yang sangat jahat. Dia meminta Rusia untuk meminta maaf.

“Ini mencerminkan pola pikir yang mengkhawatirkan dan tidak berhubungan dengan kenyataan,” kata Martin.

Sementara itu, Johnson terus melanjutkan dukungannya untuk Ukraina pada hari-hari sejak video simulasi serangan nuklir tersebut ditayangkan di Rusia.

Pada Selasa, Johnson berpidato kepada parlemen Ukraina melalui tautan video dengan memberikan nada optimis pada upaya perang. “Ukraina akan menang, Ukraina akan bebas,” ujar Johnson. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya