News Selasa, 11 November 2025 | 12:11

'O Tano Batak' Dikumandangkan Puluhan Ribu Warga dalam Demo Tutup TPL di Kantor Gubsu, Bobby 'Raib'

Lihat Foto 'O Tano Batak' Dikumandangkan Puluhan Ribu Warga dalam Demo Tutup TPL di Kantor Gubsu, Bobby 'Raib' Aksi demo tutup TPL di kantor Gubernur Sumut pada 10 November 2025. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Medan - Diperkirakan hampir 15 ribu warga yang datang dari berbagai daerah di Kawasan Danau Toba dan Tapanuli Raya, menggelar aksi unjuk rasa Tutup TPL di depan Kantor Gubernur Sumatra Utara pada Senin, 10 November 2025.

Tuan rumah yang didemo, yakni Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution tidak muncul menemui warganya. Aksi digelar sejak pagi pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 17.00 WIB.

Aksi unjuk rasa dikoordinir Sekretariat Bersama Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis di Sumatra Utara yang dipimpin Pastor Walden Sitanggang dan Sekretaris Pdt Robinsar Siregar.

Koordinator aksi Rokki Pasaribu yang juga Direktur KSPPM memandu dari mobil komando yang berhadap-hadapan dengan pintu gerbang kantor gubernur.

Ratusan aparat polisi melakukan penjagaan, baik di luar gerbang maupun di dalam kantor gubernur.

Aksi diawali doa oleh pemuka agama Katolik dan Islam. Sesudah itu, Pastor Walden Sitanggang berorasi dilanjutkan oleh perwakilan masyarakat korban penindasan PT Toba Pulp Lestari atau TPL dari Sihaporas, Natinggir, warga Tapanuli Selatan, dan masyarakat adat lainnya yang berkonflik dengan konsesi TPL.

Rokki juga memberikan kesempatan berorasi kepada sejumlah mahasiswa perwakilan kampus yang ikut dalam aksi, dan perwakilan organisasi mahasiswa seperti PMKRI, dan GMKI.

Lagu `O Tano Batak` pun berkumandang setelah beberapa perwakilan menyampaikan orasi dan pernyataan sikapnya terhadap PT TPL yang harus ditutup di Tapanuli Raya.

Lagu ciptaan S. Dis Sitompul itu menggema. Seluruh peserta aksi bernyanyi. Pendeta, pastor, frater, suster, mahasiswa, aktivis, jurnalis, pemuda, para jemaat gereja yang ikut aksi, para dosen dari sejumlah kampus, larut dalam nyanyian di bawah matahari teduh.

Menjelang tengah hari, cuaca mulai panas. Massa aksi tetap bertahan sembari menunggu kehadiran Gubernur Bobby Nasution. Orator silih berganti menyampaikan pernyataan sikapnya.

Tim Kebersihan

Aksi yang melibatkan begitu banyak massa tersebut berpotensi meninggalkan sampah plastik dan non plastik.

Hal itu sudah diantisipasi Tim Sekber, dengan menunjuk aktivis Togu Simorangkir menjadi koordinator tim kebersihan.

Togu dan tim kebersihan membuka posko di trotoar Jalan Diponegoro persisnya di sisi depan gereja GPIB.

Tim kebersihan menyiapkan belasan karung tempat sampah. Sejumlah petugas dikerahkan untuk meletakkan goni tersebut di titik-titik warga yang ikut berdemo.

Setelah karung-karung tersebut penuh dengan sampah bekas rokok, botol bekas minuman mineral, kertas, dan lainnya, kemudian diangkut petugas ke posko.

Sore setelah aksi bubar, lokasi tampak bersih. Sampah yang dikumpulkan dimuat ke truk colt diesel dan dibawa ke lokasi daur ulang di Tanjung Morawa.

Ephorus HKBP Dr Victor Tinambunan bahkan memuji aksi kebersihan yang dilakukan tim sekber.  

"Aksi ini berlangsung dalam suasana damai, tidak ada tindakan anarkis dan (yang langka terjadi) tidak menyisakan sampah," kata Ephorus merespons aksi Tutup TPL tersebut.

Tuntutan Aksi

Sekber Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis di Sumatra Utara dalam pernyataan sikapnya menyampaikan bahwa bencana ekologis dan korban kemanusiaan telah terjadi dengan kehadiran PT TPL selama hampir empat dekade di Sumatra Utara.

Terjadi peningkatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di kawasan Tapanuli Raya, dimana PT TPL menjadi katalisator, dan pemerintah yang seharusnya hadir melindungi rakyat justru terkesan berpihak kepada kepentingan korporasi.

Berangkat dari keprihatinan, Sekber menyerukan dan menyatakan sikap tegas, mendesak Gubernur Sumatra Utara untuk menyampaikan pernyataan kepedulian terhadap masyarakat yang dikriminalisasi dan kerusakan alam yang dilakukan PT TPL.

Mendesak Gubernur Sumatra Utara untuk hadir di tengah-tengah masyarakat yang mengalami kriminalisasi oleh PT TPL, mendesak Gubernur Sumatra Utara untuk menyurati Presiden RI agar segera mencabut izin operasional PT TPL, serta mendesak Presiden Prabowo mencabut izin dan menutup operasional PT TPL.   

Bobby Tak Muncul

Aksi hingga menjelang sore, batang hidung Gubernur Bobby Nasution tidak muncul. Tuntutan menghadirkan menantu Jokowi itu terus dilesakkan dan digaungkan dari mobil komando.

Wakil Gubernur Sumut Surya akhirnya menemui massa aksi. Meski sempat ada penolakan karena massa menginginkan Bobby.

Sekber dipimpin Pastor Walden Sitanggang kemudian melakukan pertemuan di kantor gubernur yang juga dihadiri Pj Sekda Pemprov Sumut Sulaiman Harahap. 

Rokki mengatakan, dalam pertemuan disebut bahwa Gubernur Sumut akan melakukan kunjungan dan bertemu dengan para korban TPL.

Selain itu, Gubernur Sumut akan melakukan berdiskusi dengan Tim Sekber untuk memperdalam hasil kunjungannya ke lapangan.

"Gubernur akan melakukan kunjungan untuk bertemu korban TPL. Selanjutnya Gubernur akan berdiskusi bersama Sekber untuk memperdalam temuan lapangan," kata Rokki. 

Manortor

Aksi unjuk rasa damai di depan kantor gubernur disudahi dengan margondang dan manortor. Para peserta aksi, baik pastor, pendeta, aktivis dan warga yang memang berasal dari kawasan Tapanuli Raya itu, manortor bersama.

Gondang yang dimainkan oleh Masyarakat Adat Sihaporas mampu mengubah suasana menjadi lebih rileks setelah sejak siang melawan terik panas. Banyak warga ikut manortor dan seperti biasa diabadikan lewat foto dan video. []


Berita Terkait

Berita terbaru lainnya