Daerah Jum'at, 03 Februari 2023 | 12:02

Parepare Siaga Banjir, Tercatat Sudah Dua Orang Meninggal Dunia

Lihat Foto Parepare Siaga Banjir, Tercatat Sudah Dua Orang Meninggal Dunia Banjir yang melanda wilayah Kota Parepare, Rabu 1 Februari 2023. (Foto: netizen)
Editor: Rio Anthony

Parepare - Pemkot Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengeluarkan status siaga darurat banjir selama 50 hari.

Namun, mereka sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan status tersebut menjadi tanggap darurat menyusul bencana banjir yang terjadi baru-baru ini.

"Sebelumnya memang sudah dilakukan penetapan status siaga darurat yang masanya sejak 10 Januari-28 Februari," ungkap Koordinator TRC BPBD Parepare, Erick dikutip dari detikSulsel, Kamis 2 Februari 2023.

Erick mengungkap rencana tersebut masih dalam tahap kajian. Pihaknya akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Wali Kota Parepare, Taufan Pawe.

"Jadi masih dalam koordinasi dengan pimpinan apakah akan dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat. Sementara masih dalam proses," jelasnya.

Ia menjelaskan, keputusan meningkatkan status darurat banjir dari siaga menjadi tanggap akan diambil berdasarkan faktor-faktor seperti dampak, jumlah korban, dan kerugian materiil yang ditimbulkan oleh banjir.

Namun, keputusan tersebut masih memerlukan persetujuan dari pimpinan pemerintah setempat.

"Kemungkinan akan dilakukan (menaikkan status dari siaga ke tanggap darurat). Namun tetap kami koordinasikan dengan jajaran pimpinan. Karena memang sudah memenuhi kriteria karena kondisi terjadi bencana dan menimbulkan korban serta kerugian material yang jumlahnya besar," paparnya.

Menurut laporan dari BPBD Parepare, banjir tersebut berdampak pada 5.294 warga yang tersebar di 9 kelurahan pada 4 kecamatan, di antaranya Kecamatan Ujung, Bacukiki, Bacukiki Barat, dan Soreang. Bencana ini menyebabkan dua warga meninggal dunia.

Erick menyebut, saat ini terdapat 30 warga dari Kelurahan Lapadde yang harus mengungsi karena rumah mereka terbawa air banjir dan rusak parah.

"Ada 30 orang mengungsi. Rata-rata memilih mengungsi ke rumah kerabat masing-masing dan kami tetap menyiapkan tenda pengungsian apabila dibutuhkan," jelasnya.

Ia mengungkap warga yang terdampak bencana tersebut kebanyakan mengungsi di dekat lokasi rumah mereka. Hal itu mereka lakukan agar dapat memastikan kondisi rumah tetap aman.

"Salah satu alasan dari warga tersebut agar tetap berada di lokasi ingin memastikan kondisi dari rumah mereka agar tetap aman," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BPBD Parepare Irma Suryani mengatakan pihaknya telah membentuk beberapa posko yang tersebar di setiap kelurahan sebagai pusat informasi dan juga untuk menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak oleh banjir.

"Ada 9 kelurahan terdampak (banjir) dan di masing-masing sudah ada posko di kelurahan tersebut yang terdampak dan posko induk di BPBD," jelas Irma.

Beberapa hari belakangan, Parepare sedang dihantam bencana banjir. Bencana ini desebabkan hujan lebat dan angin kencang yang melanda daerah tersebut. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya