Dairi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UMKM menyelenggarakan pelatihan pengembangan dan diversifikasi tenun pada Sabtu, 13 Agustus 2022 di Balai Latihan Kerja (BLK) Sitinjo.
Kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan serupa yang telah dilakukan di Kecamatan Silahisabungan, yang dimulai Rabu, 10 Agustus 2022 di Debang Resort.
Berbeda dengan kegiatan pertama di Silahisabungan, yang menitikberatkan pada pengembangan gatip (motif) untuk ulos adat dan eco fashion, kali ini pelatihan lebih fokus pada pengembangan kain ulos menjadi produk suvenir yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata Kabupaten Dairi.
Kegiatan ini dibuka Bupati Dairi diwaikili Kepala Dinas Perindagkop UMKM. Hadir Camat Silahisabungan, Ketua Dekranasda Ny Romy Mariani Eddy Berutu, desainer sebagai narasumber, Merdi Sihombing dan pendamping Serli Napitupulu dari LKP Tabitha, dan Eli Damanik dari LKP Bina Ayu.
Bupati dalam arahannya mengatakan, pemerintah senantiasa berupaya tenun yang dihasilkan tidak hanya lestari.
Baca juga:
Pemkab, TNI, Polri, Dan Tokoh Masyarakat Bangun Komitmen Berantas Perjudian Di Dairi
Namun juga mampu mensejahterakan petenun dan meregenerasi tenun pada generasi berikutnya yang produk turunannya dapat menghasilkan produk eco fashion dan suvenir.
“Pelatihan ini harus kita manfaatkan untuk menambah ilmu serta pengetahuan kita dari desainer yang sudah kita hadirkan. Kami berharap semua peserta aktif dalam mengikuti pelatihan, agar apa yang kita lakukan tidak hanya seremonial saja tapi dapat menghasilkan juga secara ekonomi,” ujarnya.
Ketua Dekranasda Romy Mariani menyampaikan, diversifikasi kain tenun bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Diantaranya pengembangan motif ulos itu sendiri, dan melalui pengembangan ulos menjadi produk fashion yang ramah lingkungan.
Baca juga:
Wakil Bupati Dairi Hadiri Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Bersama DPD RI Badikenita Sitepu
Namun ada yang luput dari perhatian pemanfaatan limbah kain menjadi produk suvenir namun bisa menghasilkan secara ekonomi.
Partonun di Dairi ikuti pelatihan. (Foto: Pemkab Dairi)
“Produk fashion berbahan ulos tentu akan menghasilkan limbah, dan memanfaatkan limbah tersebut menjadi suvenir yang menghasilkan belum berkembang. Itulah kami dari Dekranasda meminta pada pemkab untuk membuat pelatihan seperti ini,” ujarnya.
Romy menjelaskan, Dekranasda Dairi juga memperkenalkan tenun ulos melalui berbagai pameran sebagai upaya pelestarian, sebagai contoh pameran inacraft di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kita ikuti pameran Inacraft pertama di Jakarta. Hasil penjualan selama pameran berdasarkan laporan dari Dekranasda Provsu adalah yang tertinggi. Jadi, dari pelatihan kita ini pun harus mampu menghasilkan produk baru, yang kita harapkan dapat mendukung pariwisata kita ke depan,” pungkasnya.
Merdi Sihombing mengatakan, kain bekas pengguntingan atau limbah kain yang akrab disebut dengan perca, bila dimanfaatkan dengan baik akan mampu menjadi produk baru yang ekonomis.
“Kabupaten Dairi ini kaya akan budaya dan segala pernak-perniknya, contohnya saja ulos. Limbah kain ulos yang sudah kita gunakan menjadi fashion juga bisa dimanfaatkan menjadi produk baru seperti tote bag. Jadi dari pelatihan ini kita harus mampu mengembangkan kreativitas kita, jangan terpaku, seniman juga harus punya idealis, dan itu berlaku juga dalam kegiatan kita,” ungkapnya
Selain perca kain ulos, kata Merdi, pembuatan suvenir limbah kain juga dapat memanfaatkan limbah karung goni dan karung terigu yang bila diolah dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomi. []