News Senin, 21 April 2025 | 16:04

Paus Fransiskus Tutup Usia, Seruan Gencatan Senjata di Hari Paskah Jadi Warisan Terakhir

Lihat Foto Paus Fransiskus Tutup Usia, Seruan Gencatan Senjata di Hari Paskah Jadi Warisan Terakhir Paus Fransiskus saat doa Regina Caeli di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 1 Mei 2022. (Dok. Reuters)

Jakarta – Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, wafat pada Senin, 21 April 2025, tepatnya di usia 88 tahun. Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai suara perdamaian yang konsisten menyuarakan gencatan senjata dan dialog, khususnya di Gaza dan Ukraina.

Vatikan menyampaikan kabar duka ini melalui pernyataan resmi Kardinal Kevin Farrell. "Pagi ini pukul 7:35 waktu setempat, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," kata Farrell.

Paus Fransiskus dikenal vokal mengecam kekerasan bersenjata, termasuk serangan Israel yang menewaskan anak-anak di Palestina.

Ia menyebut pengeboman sekolah di Gaza berdasarkan “dugaan” terhadap militan Hamas sebagai tindakan yang buruk.

Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan kondisi mengerikan di Jalur Gaza dari laporan langsung paroki Katolik setempat.

Selain Gaza, Paus juga menyerukan gencatan senjata di Ukraina. Ia mendorong negosiasi antara Rusia dan Ukraina, bahkan menyebut keberanian mengibarkan bendera putih demi menyelamatkan nyawa sebagai tindakan mulia.

Dalam pesan Natal 2024, Paus Fransiskus kembali mengingatkan agar senjata diredam. Ia menyuarakan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Gaza, Ukraina, dan Sudan.

"Semoga para sandera dibebaskan dan bantuan sampai ke rakyat yang kelelahan karena perang," ucapnya dalam pidato “Urbi et Orbi” di depan ribuan umat di Vatikan.

Pada Hari Paskah 2025, sehari sebelum wafat, Paus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Dalam kondisi belum pulih dari pneumonia, pesannya dibacakan ajudan di balkon utama Basilika Santo Petrus.

Ia menyampaikan empati terhadap penderitaan rakyat Israel dan Palestina, sembari mengutuk meningkatnya antisemitisme global.

Paus Fransiskus wafat hanya satu hari setelah kemunculan publik terakhirnya di Lapangan Santo Petrus. Ia meninggalkan warisan sebagai pemimpin yang teguh pada pesan damai dan kemanusiaan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya