News Senin, 04 September 2023 | 19:09

Pelajaran dari Peristiwa Politik Anies-Cak Imin, Raja Juli: Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, Ojo Kesusu

Lihat Foto Pelajaran dari Peristiwa Politik Anies-Cak Imin, Raja Juli: Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, Ojo Kesusu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Gonjang-ganjing politik menuju Pilpres 2024 dikagetkan dengan kejutan. Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.

Padahal sebelumnya, Anies diperkirakan akan menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.

Koalisi Perubahan sudah berjalan setahun. Di mana Demokrat mendukung Anies, bersama Partai NasDem dan PKS.

Belakangan, Anies menetapkan Cak Imin sebagai cawapres. NasDem dan PKB berkoalisi. Demokrat pun mencabut dukungan kepada Anies.

Diperkirakan terkait isu ini, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menuliskan pikirannya di Twitter, Senin, 4 September 2023.

"Jam terbang saya di politik terbilang masih  sangat pendek. Masih bocil dan ingusan di banding para senior," tulis Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang tersebut.

Namun kata dia, pengalaman penetapan capres-cawapres 2018 membantu dirinya mempercepat proses belajar politiknya.

"Agar ojo gumunan, ojo kagetan, dan ojo kesusu mengambil kebijakan politik," katanya.

Dia bertutur, sekitar pukul 12.00 siang, pada hari itu, dia mengantar Mahfud Md dengan mobilnya ke istana untuk mengukur baju yang akan dikenakan besok ketika mendaftar ke KPU sebagai cawapresnya Jokowi dan mengantarkan CV terbarunya untuk kelengkapan administrasi pendaftaran.

Lewat pukul 15.00, dia dan Grace Natalie sudah sampai di Plataran Menteng. Beberapa sekjen partai tidak lama kemudian turut bergabung. Selang beberapa menit seorang sekjen partai memperlihatkan WA dari ketua umumnya kepada Raja Juli.

“Geser ke Kyai Ma’ruf,” katanya, sambil membacakan deretan huruf di hp-nya.

Sebagai pendatang baru di dunia persilatan politik nasional, Raja Juli mengaku terperanjat. 

"Kaget tak alang-kepalang. Politik kita terlalu dinamis, berubah bahkan dalam hitungan menit. Last minutes. Injury time," katanya.

Beberapa teman Raja Juli dikabari dan tetap meminta informasi ini dirahasiakan sambil menunggu perkembangan dan kepastian informasi finalnya.

Jam 16.00 lebih, sambung dia, Jokowi sampai di Plataran menyusul para ketum partai yang telah duluan sampai. Dalam pertemuan terbatas dan tertutup, secara resmi Jokowi menyampaikan keputusan bersama untuk kebaikan bersama. 

BACA JUGA: Aksi Coret Wajah Anies Baswedan di Baliho Partai Demokrat

“Saya tahu keputusan ini tidak bisa menyenangkan semua pihak,” kata Jokowi, sambil rasanya melihat ke Raja Juli.

Menurut Raja Juli, hari-hari ini percaturan politik Tanah Air terasa sangat dinamis. Kocok ulang koalisi seperti  yang terjadi pekan lalu ketika Cak Imin berlabuh menjadi cawapresnya Anies Baswedan, meski bagi sebagian orang mengagetkan, bagi dia mulai terasa biasa-biasa saja.

"Ya. Pengalaman politik jelang 2019, seperti yang saya singgung di atas, jauh lebih dinamis. Sekarang, saya  tidak terkaget-kaget lagi. Ora kagetan. Ora gumunan. Santai. Ojo Kesusu ambil langkah politik," tandasnya.

Disebutnya, drama politik akan terus berlanjut sampai detik-detik capres dan cawapres didaftarkan ke KPU awal November 2023. Panggung sandiwara akan terus memproduksi lakon-lakon baru dengan kegembiraan dan kekecewaan baru.

"Satu saat menjelang undur dari dunia publik, saya berniat menulis autobiografi politik mengenai hal-hal serupa di atas dengan lebih detail dari  satu babak ke babak lainnya. Mungkin tulisan itu nanti bisa jadi pelajaran bagi para junior politisi, pengamat dan mahasiswa yang melakukan studi politik Indonesia," katanya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya