Medan - Rencana Pemerintah Indonesia mendatangkan 42 Jet Rafale pabrikan Prancis Dassault Aviation dan 36 jet tempur F-15 ID AS mendapatkan dukungan dari Pemuda Katolik. Langkah itu dianggap tepat melihat ancaman di depan mata adalah soal Laut Natuna Utara.
"Ya, ancaman kedaulatan dan hak berdaulat di depan mata soal Laut Natuna Utara, setidaknya Rafale berteknologi Barat mampu mengimbangi J20 Mighty Dragon Tiongkok di kawasan tersebut," ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Hubungan Internasional Pemuda Katolik, Julwanri Munthe dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 Februari 2022.
Menurut Politisi Partai Demokrat itu, teknologi Barat jelas lebih dibutuhkan saat ini. Kendati Indonesia juga memiliki Jet dari sejumlah negara, termasuk Sukhoi dari Rusia.
Julwenri menilai beberapa petinggi militer, tentu harus membeli berbagai pabrikan dan teknologi semisal Sukhoi dari Rusia.
Namun untuk saat ini di Natuna, teknologi Barat dengan kecanggihan sensor electric optik dan data fusion, Rafale jelas lebih menguntungkan.
Ketua DPP Pemuda Katolik Julwenri Munthe. (Foto: Ist)
Dengan luas wilayah udara dan laut, menurut dia, dibutuhkan kemampuan sensor untuk mendeteksi musuh dari jarak jauh dan ancaman sedini mungkin dan jenis alat perang modern (modern warfare) lainnya.
Saat ini dan ke depannya imbuh dia, akan dominan pertarungan jarak jauh. Maka dibutuhkan dukungan teknologi BVR (Beyond Visual Range) dan data fusion. Kalau dulu pertempuran jarak pendek (dogfight), memang harus lincah manuver, ini paling jago Sukhoi SU 35, yang 2021 lalu batal dibeli Indonesia.
Baca juga: Prabowo Beli Enam Pesawat Tempur Rafale dari Prancis
"Potensi ancam kita tidak mudah, sebut saja J20 Mighty Dragon Tiongkok dan F-35 Australia yang keduanya tipe siluman (stealth fighter), pesanan kita walau belum tipe Siluman (Stealth) kita berharap dengan tambahan Dassault Rafale dan F-15 ID dari AS supremasi di wilayah udara kita bisa diwujudkan," kata Julwenri.
"Karena memang kita tidak perlu mode siluman, tidak perlu sembunyi-sembunyi di wilayah kita sendiri, cukup penguatan teknologi sensor untuk deteksi jenis siluman," tambahnya.
Diketahui kesepakatan untuk membeli sejumlah pesawat jet tempur Rafale dari Prancis merupakan langkah terbaru Kementerian Pertahanan dalam meremajakan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia pada Kamis, 10 Februari 2022 di Jakarta.
Pembelian itu diumumkan di tengah pengumuman Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang telah menyepakati kemungkinan penjualan pesawat F-15 ID dan perlengkapan terkait senilai US$13.9 miliar (Rp 200 triliun).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah berencana berbelanja alutsista dengan anggaran sekitar Rp 1.760 triliun hingga 2024.
Menteri urusan angkatan bersenjata Prancis, Florence Parly mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kedua di kawasan Pasifik setelah India yang membeli jet dari Dassault Aviation. []