Jakarta - Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi punya pengalaman, saudaranya sendiri pernah tersandung kasus hukum, sempat bermasalah dengan perjudian online. Namun, kasusnya berjalan damai alias tidak berlanjut sampai ke tahap pengadilan.
"Yang saya tahu kan ada juga saudara saya yang kena judi online ditangkap, kemudian diperiksa-periksa ya, susah lah gitu (diurus), tapi akhirnya kan juga tidak terus dan sebagainya," ucapnya dikutip dari kanal YouTube Aiman Kompas TV, Selasa, 27 September 2022.
Dari situ Sutadi menduga bahwa orang yang tersandung kasus perjudian online tentu bisa dijadikan mangsa empuk oleh anggota polisi.
Baca juga: Disebut Konsorsium Judi 303, Robert Bonosusatya Ternyata Pengusaha Batubara
"Di situlah saya menduga. Wah ini kalau judi online jadi makanan empuk bagi polisi untuk yang menindak itu, ini kejadian lima tahun lalu," katanya.
Menurut dia, memang banyak orang tersandung kasus judi online, namun tetap saja tidak semuanya diproses sampai ke pengadilan.
"Kasus seperti ini kan pasti terjadi banyak, yang saya lihat di online kan banyak, tapi banyak yang tidak diproses," ucapnya.
Menyoal data Indonesia Police Watch (IPW) terkait mafia judi online, bagi Sutadi, pun ada benarnya juga.
"Mafia judi online itu ada. Makanya saya bilang IPW omong gitu ada (data). Kita ndak bisa menutup kemungkinan wong di sosmed sudah ada kok," ujar dia.
Di sisi bersamaan, jika ada yang menduga Robert Priantono Bonosusatya terlibat dalam konsorsium kekaisaran 303 judi online, Sutadi tak bisa menepisnya.
"Ada benarnya. Kalau judi online saya dengar kurang lebih lima tahun yang lalu belakangan baru mulai kan," tutur dia.
Baca juga: Robert Bonosusatya Menyangkal Dikaitkan Konsorsium Judi 303
Mengenai tersebarnya chart konsorsium kekaisaran Sambo 303, di mana ada temuan diduga aliran dana dari Robert Bonosusatya, menurut dia, perlu didalami lagi oleh Polri.
Sebab, hingga kini belum ada bantahan resmi dari Polri terkait chart kekaisaran Sambo yang beredar di media sosial sebagai hoaks atau memang asli banyak anggota polisi membekingi mafia judi online.
"Saya pikir kalau saya melihat chart gitu ya ada benarnya lah. Memang di dalam masa kesehari-harian kan kita bisa melihat," ucapnya.
"Mungkin ada benarnya, mungkin juga tidak, karena kan selama ini data primer permulaan sudah ada, tapi kemudian kan belum ada klarifikasi dari polisi sendiri yang omong bahwa chart itu hoaks atau apa. Tapi kan (polisi) ndak bisa berikan klarifikasi bahwa tidak ada, buktinya ini buktinya ini. Mungkin terjadi," kata Sutadi. []