News Sabtu, 26 Februari 2022 | 11:02

Pengamat Militer Beberkan Skenario Sudahi Perang Rusia-Ukraina

Lihat Foto Pengamat Militer Beberkan Skenario Sudahi Perang Rusia-Ukraina Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati.(Foto:Istimewa)

Jakarta - Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati atau Nuning mengatakan pemerintah Indonesia patut mewaspadai dampak perang Rusia-Ukraina bagi perekonomian Indonesia.

"Sejumlah langkah strategis harus disiapkan secara matang mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi kondisi sosial-politik di Indonesia," kata Nuning, seperti mengutip ANTARA, Jakarta, Sabtu, 26 Februari 2022.

Dia berpandangan, efek domino yang paling penting adalah harga pangan impor naik diikuti kenaikan barang lokal, biaya logistik melonjak, harga BBM menanti subsidi yang lebih besar, lonjakan harga minyak tak dapat dihindari.

Selain antisipasi di dalam negeri, lanjutnya, Indonesia juga harus waspada kemungkinan negara tertentu mengambil kesempatan ketika dunia internasional sibuk menghadapi Rusia.

"Gelar operasi militer di Laut Natuna Utara harus tetap dilaksanakan. Jangan sampai terjadi serangan mendadak yang dapat merugikan pertahanan Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia harus segera mengevakuasi WNI yang berada di Ukraina. Dia menjelaskan, perang antara Rusia melawan Ukraina meletus seperti banyak diperkirakan oleh para pakar dan pengamat.

Konflik menahun sejak wilayah Ukraina di Krimea diduduki Rusia pada tahun 2014 berujung serbuan Rusia di bagian Timur Ukraina.

"NATO dipimpin Amerika Serikat ternyata gagal melaksanakan diplomasi pertahanan untuk mencegah perang. Kepentingan NATO juga belum tentu dibuktikan untuk membela Ukraina sebagai salah satu anggotanya," tuturnya.

Sejak 2014, kata Nuning, NATO tidak memberikan reaksi yang proporsional terhadap Rusia. Strategi pendangkalan NATO juga tidak efektif mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer secara masif di Ukraina.

Menurut dia, perang yang terjadi di Balkan saat ini masuk dalam kategori perang asimetris dari perspektif ilmu pertahanan. Rusia adalah kekuatan yang superior dan Ukraina adalah kekuatan yang inferior.

NATO berusaha menancapkan kekuasaannya di Ukraina yang secara geografis berbatasan langsung dengan Rusia.

"Perbandingan kekuatan militer dan anggaran perang jelas dimiliki Rusia. Di atas kertas Rusia pasti ingin melaksanakan perang dalam waktu secepat-cepatnya sementara Ukraina pasti melancarkan perang berlarut," ucap Nuning.

Sejarah juga menunjukkan bahwa kekuatan superior, seperti Rusia ternyata kalah di Afghanistan. Amerika Serikat juga kalah di Vietnam dan Afghanistan. 

Dengan demikian ada beberapa skenario yang dapat ditempuh dunia internasional untuk mengakhiri perang. 

Pertama, lanjut Nuning, gencatan senjata dan turun tangannya PBB. Kedua, NATO mengerahkan kekuatan penuh mengalahkan Rusia dan memukul Rusia di wilayahnya sendiri. Ketiga, Ukraina menang perang berlarut.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya