Jakarta - Trailer dan poster film Satria Dewa: Gatotkaca resmi dirilis pada Jumat, 13 Mei 2022. Sutradara Hanung Bramantyo mengatakan, film besutannya ini menelan biaya produksi hingga Rp 20 miliar.
Berbicara kepada wartawan saat konferensi pers peluncuran trailer dan poster film Satria Dewa: Gatotkaca, Hanung mengatakan bahwa angka tersebut terbilang murah untuk sebuah produksi film superhero.
Dia juga membantah rumor yang menyebutkan biaya produksi film Satria Dewa: Gatotkaca mencapai Rp 80 miliar, lantaran menggunakan teknologi canggih serta menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) dan visual effect yang mahal.
"Budget-nya sekitar Rp 20 miliar sampai Rp 24 miliar," kata Hanung Bramantyo, dikutip Opsi pada Sabtu, 14 Mei 2022.
"Jadi kalau ada orang bilang ini budget-nya Rp 80 miliar itu enggak benar. Enggak ada separo-separonya budget film superhero yang ada, bahkan yang ada di Indonesia," ucap dia.
Poster film Satria Dewa: Gatotkaca. (Foto: Satria Dewa Studio)
Dalam kesempatan yang sama, Hanung mengaku sempat mengalami sejumlah tantangan saat memimpin produksi film Satria Dewa: Gatotkaca. Menurutnya, membuat film pahlawan super tidaklah mudah dan dibutuhkan support system yang cukup kuat, di antaranya CGI dan efek 3D.
Kekuatan CGI dan efek 3D, kata Hanung, bertujuan untuk membangun imajinasi penonton akan pertempuran epik seperti yang sering digambarkan oleh Disney dan Marvel Studio.
Hanung menilai, jika kedua hal tersebut tidak kuat dan intens, maka penonton film pahlawan super akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.
"Makanya saya bekerja sama dengan Lumine Studio, dengan Mas Andi sebagai komandonya di situ, itu betul-betul pada saat kita men-development ini, saya sudah membayangkan bahwa saya pengin ini kejadian seperti ini, kekuatan supernya bisa terwujud seperti ini," kata dia.
Baca juga: Trailer Satria Dewa: Gatotkaca Dirilis, Hanung Bramantyo Bikin Calon Penonton Penasaran
Baca juga: Trailer dan Poster Perdana Film Satria Dewa: Gatotkaca Resmi Dirilis
"Jadi, Mas Andi betul-betul memberikan support itu. Kalau enggak ada itu, kita bubarlah. Enggak bisa mewujudkan gagasan kita. Dan anak-anak sekarang enggak akan mungkin bisa kerangkul itu semua," tutur Hanung Bramantyo. []