Medan - Kepala BNNP Sumut, Brigjen Toga Panjaitan mengungkapkan, masyarakat Sumatra Utara terbesar terpapar narkotika, baik yang pasif maupun aktif.
"Setiap hari, di Sumut hampir mencapai Rp 150 miliar belanja narkotika yang dampaknya memberikan inflasi, dampak lain juga terhadap ekonomi dan kriminal. Dan juga berdampak terhadap sosial," kata Toga, Kamis 25 Agustus 2022 disela rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (High Level Meeting/HLM), Penyerapan Anggaran, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Narkoba bersama forkopimda, bupati/wali kota se Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kantor Gubernur Sumut.
Menurut Toga, penyalahguna narkotika kebanyakan masyarakat miskin, ada yang berprofesi kuli bangunan, gelandangan, tukang parkir dan sopir angkot.
Langkah yang perlu dilakukan adalah pembinaan penyalahgunaan narkoba," sebutnya.
Dia juga meminta kepada masing-masing daerah, harus memfasilitasi pembinaan dan penanganan penyalahgunaan narkotika, dan setiap tahun memberikan anggaran dalam kegiatan dimaksud.
"Kita juga tidak boleh memberikan kekerasan kepada penguna. Harus ada kesabaran kita dalam melakukan rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika. Ada sekitar 80 persen kasus yang berhasil kami tangani dengan cara wajib lapor untuk penguna aktif," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengungkapkan, provinsi yang dipimpinnya itu berada di posisi inflasi sekitar 6 persen. Namun untuk darurat narkoba, harus menjadi perhatian bersama baik bupati, dandim, kapolres dan kajari.
"Mari kita bekerja untuk ini, dan jangan kita terlibat di dalamnya," ujarnya. []