Jakarta - Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM, Yulius mengatakan ekosistem digital dapat mendorong UMKM bertransformasi dari sektor informal menjadi formal.
Yulius mengungkapkan, salah satu program prioritas pemerintah menargetkan ada 30 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital pada 2024, dan akan terus bertambah pada tahun-tahun yang akan datang.
"Kita akan berupaya terus mendorong usaha mikro dari informal ke formal dan mempercepat UMKM masuk ke ekosistem digital," ujar Yulius dalam acara MicroMentor 3 Years Journey In Indonesia di Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2022.
Menurut dia, upaya ini merupakan tantangan yang besar bagi seluruh pemangku kepentingan. Mengingat, hingga kini UMKM yang masuk ke ekosistem digital baru mencapai 30 persen dari target itu.
Hingga kini, lanjutnya, salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM adalah terus bersinergi dengan pihak swasta dalam mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, salah satunya mendukung adanya platform digital MicroMentor hasil kolaborasi Mastercard, PT Bank Commonwealth dan Mercy Corp.
Bersama platform ini, Kemenkop UKM telah melahirkan dua program unggulan, yakni menciptakan 10 ribu pendamping profesional SIGAP UMKM yang dikembangkan menjadi Garda Transformasi Formal Usaha Mikro (Garda Transfumi) dalam upaya mengakselerasi digitalisasi UMKM.
Yulius menyebutkan Garda Transfumi telah mendampingi lebih dari 33 ribu UMKM dan masih akan terus berproses ke depannya. Garda ini juga berkontribusi dalam penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) pelaku usaha, serta mentoring dan pelatihan bisnis di dalam platform MicroMentor.
Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur PT Mastercard Indonesia Navin Jain mengatakan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen dan menyerap 97 persen tenaga kerja.
Dia menjelaskan MicroMentor merupakan komitmen Mastercard, di bawah Mastercard Academy 2.0, dalam memberdayakan 100 ribu masyarakat Indonesia dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam ekonomi digital.
"Kita menyediakan pelatihan profesional dan bisnis untuk UMKM dan relawan mentor guna membantu mereka beralih ke digital lebih cepat dan lebih tangguh. Kita percaya program ini sangat penting dalam mendukung pemulihan pasca pandemi dan perjalanan transformasi digital dari para pelaku usaha," ujar Navin.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari total 64 juta UMKM di Indonesia, sebesar 67 persen adalah sektor informal dan 33 persen sektor formal.[] (ANTARA)