Jakarta - Hari ini merupakan perayaan peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2023.
Presiden Jokowi memimpin peringatan itu di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Jokowi tampak menggunakan pakaian adat Kesultanan Deli.
Saat berpidato Jokowi menegaskan bahwa ideologi Pancasila membuat kepemimpinan Indonesia diterima dan diakui dunia.
Indonesia selalu memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni. Peringatan ini bermula ketika Presiden Soekarno memperkenalkan lima sila Pancasila pada 1 Juni 1945.
Namun, meskipun telah dikenal luas, ada yang masih kesulitan untuk membedakan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.
Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Arya Wanda Wirayuda seperti dilansir dari Tempo, menyatakan adanya dua hari peringatan Pancasila disebabkan dua konteks politik yang berbeda.
Hari Lahir Pancasila merujuk pada momentum pembentukan ideologi negara oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Sementara Hari Kesaktian Pancasila merujuk pada penguatan ideologi Pancasila pasca-G30S (Gerakan 30 September).
Hal tersebut merupakan bentuk pembuktian bahwa peristiwa G30S yang dianggap melawan Pancasila berhasil ditumpas.
Meskipun sama-sama memperingati eksistensi Pancasila, peringatan Hari Lahir Pancasila ternyata sempat dilarang pada era Orde Baru.
Pada 1970, pemerintah Orde Baru melalui Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melarang peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pelarangan ini buntut dari argumen Kepala Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 1974-1983, Nugroho Notosusanto, yang menyatakan bahwa 1 Juni bukanlah Hari Lahir Pancasila yang menjadi ideologi bangsa, tetapi hari lahir Pancasila versi Presiden Soekarno.
BACA JUGA: Mahfud Md: Pancasila Selalu Ditentang Tapi Selalu Menang
Namun di era Jokowi, Hari Lahir Pancasila kembali diperingati setiap tanggal 1 Juni bahkan menjadi hari libur nasional
Mohamad Guntur Romli, salah seorang aktivis keberagaman menuturkan ulang kejadian yang dialaminya saat peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2008 pernah diserang Front Pembela Islam (FPI).
Melalui akun Twitter @GunRomli dia mengungkap, pada 1 Juni 2008, sebelum ada perayaan Hari Lahir Pancasila, mereka dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama & Berkeyakinan (AKKBB) memulai memperingati Hari Lahir Pancasila, tapi malah diserang FPI.
"Akibat penyerangan itu, banyak dari kami jatuh korban dan dirawat di RS. Termasuk saya. Gus Dur datang membesuk. Di tengah kesakitan akibat luka-luka, saya cerita ke Gus Dur, saya jadi sasaran mungkin karena saya pakai kaus bergambar Gus Dur saat itu," tulisnya dipetik Opsi.
Aksi saat itu dianggap membela Ahmadiyah, Syiah dan `Kristenisasi`. Karena memang tahun-tahun itu banyak persekusi terhadap pengikut Ahmadiyah, Syiah, dan Gereja.
"Kami dari AKKBB memang dengan tegas melawan segala aksi persekusi itu. Kami pun memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2008 untuk mengingatkan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara yang menjamin hak-hak warga negara Indonesia tanpa memandang agama, suku, aliran," ungkapnya.
Setelah melalui proses panjang kemudian, pentolan FPI Muhammad Rizieq Shihab, Munarman dll masuk penjara.
"Perjuangan kami juga tidak sia-sia. Era Jokowi ditetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keppres No 24 Tahun 2016. Setahun kemudian ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional," tuturnya seraya menyebut, FPI dibubarkan pada 30 Desember 2020.
Menurut Guntur Romli, setiap memperingati Hari Lahir Pancasila, dia akan selalu teringat pada Tragedi Monas 1 Juni 2008. Dan pentingnya menjaga Pancasila dan melawan aksi-aksi intoleran dan radikal. []