News Selasa, 11 Oktober 2022 | 10:10

Perwakilan FIFA Akhirnya Tiba di Indonesia, Bahas Tragedi Kanjuruhan

Lihat Foto Perwakilan FIFA Akhirnya Tiba di Indonesia, Bahas Tragedi Kanjuruhan Logo FIFA+. (Foto: Istimewa)
Editor: Rio Anthony

Jakarta - Akhirnya perwakilan FIFA Niko Nhouvannasak menyambangi kantor PSSI di Jakarta untuk membahas Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang.

Niko yang menjabat sebagai FIFA Development Project Coordinator tiba di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022.

Kedatangannya disambut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, dan Wasekjen Maaike Ira Puspita.

"Kami menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan FIFA ke kantor PSSI. FIFA menyatakan bahwa akan terus melakukan pendampingan dan memberikan dukungan terbesar kepada PSSI setelah insiden tersebut," kata Iriawan dikutib dari laman resmi PSSI.

"Langkah-langkah nyata dan solusi terbaik ke depan menjadi topik pembahasan pada rapat hari ini. Rapat ini merupakan rapat awal yang akan diikuti oleh serangkaian kegitan pendampingan oleh FIFA untuk meningkatkan perkembangan sepak bola di Indonesia," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Presiden FIFA Gianni Infantino dijadwalkan ke Indonesia dan bertemu Presiden RI Joko Widodo pada 18 Oktober mendatang.

Pertemuan antara Infantino dan Jokowi ini dilakukan dalam rangka mengawal transformasi sepak bola Indonesia pasca keusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC.

"Pada 18 Oktober, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia bertemu dengan Bapak Presiden RI Joko Widodo untuk menyepakati beberapa hal dan kita harapkan pertemuan itu memberikan hasil baik," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta.

Niat baik FIFA dan pemerintah Indonesa untuk memperbaiki sepak bola Indonesia kata Erick, harus diapresiasi.

Ia menilai ini merupakan kesempatan emas untuk Indonesia dalam memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia. Upaya ini, ucap Erick, memerlukan dukungan semua pihak, mulai dari klub, suporter, keamanan, dan pemegang hak siar.

"Kalau kita mau transformasi, ini harus menyeluruh. Ini tragedi yang memilukan sangat menggerus hati kita, tidak boleh terjadi lagi. Ini pelajaran yang sangat berat buat sepak bola Indonesia dan bangsa," ujar Erick. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya