Batang – Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) merupakan kawasan paling seksi untuk investasi di mata dunia. Maka dari itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dewi Rejeki untuk menguatkan birokrasi, mempermudah pelayanan, dan menyiapkan sumber daya manusia.
“Batang ini seksi sekali untuk konteks investasi dunia. Bukan hanya Jawa Tengah atau Indonesia, melainkan dunia. Banyak yang kemudian berminat ke sini,” kata Ganjar usai memberikan pengarahan untuk Pj Bupati Batang beserta jajaran, Forkompimda, dan Kepala Desa, di Pendapa Kabupaten Batang, Selasa 24 Mei 2022.
Ganjar menjelaskan, desain kawasan industri di Batang memang disiapkan untuk berkompetisi di level dunia. Model kawasannya tidak jauh dengan Vietnam, dan semua itu sudah dipelajari sebelum memulai pekerjaan di kawasan industri Batang.
“Jika itu terjadi maka saya pesan siapkan SDM-nya mulai dari sekarang. Vocational school, teaching industry, ketemu dengan mereka, jadi spek karyawan dan tenaga kerja yang dibutuhkan seperti apa, Batang harus siap agar menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” jelasnya.
Dalam menyiapkan SDM tersebut, Kabupaten Batang akan didukung penuh oleh provinsi dan pemerintah pusat, khususnya dalam meningkatkan kapasitas. Ganjar menyebut ketertarikan investor dengan KITB merupakan momentum untuk melakukan lompatan besar dalam dunia industri.
“Kita sengkuyung bareng-bareng. Saya ceritakan, kalau dulu industri berkembangnya di Semarang, kemudian geser ke Kendal, sekarang sudah geser lagi ke Batang. Dari seluruh yang ada, Batang lebih kompetitif, paling kompetitif. Jadi mudah-mudahan betul disiapkan, dan tentu saja nanti Pj Bupati juga harus mengompakkan ASN dan menyiapkan,” ungkap Ganjar.
Dia menambahkan, kekompakan aparatur sipil negara sangat dibutuhkan untuk memperkuat birokrasi. Birokrasi yang kuat juga harus didukung dengan integritas tinggi. Dengan itu semua diharapkan dapat menciptakan pelayanan yang mudah, murah, dan cepat.
“Sudah saya warning hari ini tidak ada korupsi, tidak ada gratifikasi. Harus dikelola dengan baik, layanannya harus digampangkan. Komplain-komplain masyarakat kasih ruang dengan menggunakan media digital, apakah itu aplikasi, apakah itu medsos seperti cara saya, atau kirim saja nomor WA yang dikelola oleh masing-masing dinas, agar masyarakat bisa melaporkan dengan cepat,” tandas Ganjar.