Pilihan Jum'at, 18 November 2022 | 12:11

Presiden Jokowi dan Tradisi Pengganti Panglima TNI Lintas Matra

Lihat Foto Presiden Jokowi dan Tradisi Pengganti Panglima TNI Lintas Matra Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro alias Simon. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro alias Simon berharap tidak ada intervensi terkait pengangkatan Panglima TNI.

Simon berpendapat, dalam waktu dekat ini Presiden Joko Widodo alias Jokowi bakal melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian Panglima TNI tahun ini.

Menurutnya, tradisi rotasi lintas matra pada pergantian panglima TNI merupakan wujud hikmat kebijaksanaan.

Ia mengungkapkan, pengangkatan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden.

Namun, dia berkeyakinan bahwa Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa akan berasal dari TNI Angkatan Laut (AL).

"Rotasi antar-matra ini saya kira sebagai bentuk hikmat kebijaksanaan yang dipegang teguh oleh para pemimpin kita dan dituangkan dalam undang-undang. Jika melihat rutenya, peluang ada di TNI AL," kata dia seperti dikutip, Jumat, 18 November 2022.

Simon menuturkan, ke depan terdapat sejumlah agenda strategis pertahanan negara.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain.

"Potensi eskalasi konflik lintas di kawasan laut Indo-Pasifik cukup tinggi. Ada potensi militerisasi di kawasan tersebut yang disebabkan oleh persaingan antara dua negara Amerika Serikat dan China," ujarnya.

Dia mengatakan, dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan.

Di samping itu, ada pula kejahatan di laut transnasional seperti penyelundupan senjata dan lain sebagainya.

"Kedua, visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia perlu dilanjutkan," tuturnya.

Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur.

Hal ini diwujudkan melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan, dan keamanan maritim, serta memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

"Aspek pertahanan maritim merupakan aspek pokok dalam mewujudkan visi Poros Maritim Dunia," ucap Simon.

Dia mengungkapkan, sesuai filosofi dalam G20, di bagian bawah terdapat tulisan G20 Indonesia.

Tulisan tersebut berwarna biru tua, yang merepresentasikan identitas Indonesia sebagai negara maritim, laut yang luas, kaya sumber daya, dan memiliki kekuatan menghubungkan dunia dan bangsa.

"Sebagai negara maritim, laut sangat dekat dengan kehidupan rakyat Indonesia," katanya.

Yang ketiga, lanjutnya, perang Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung berdampak pada krisis energi dan pangan yang telah menghantui negara-negara di seluruh dunia.

Ia menuturkan, Indonesia adalah negara yang berpotensi terdampak krisis tersebut.

Secara internal, sambungnya, TNI juga memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama pada penguatan Minimum Essential Force (MEF) dan teknologi alutsista.

Baca juga: Melihat Oknum TNI Tendang Kungfu ke Suporter Arema, Panglima TNI: Mendidih Darah Saya

Baca juga: Pengamanan KTT G20 di Bali, Jenderal Andika: Kami Menyiapkan yang Terbaik

"Tapi yang lebih penting, seorang Panglima TNI adalah sosok yang memiliki chemistry dan sepemikiran dengan Presiden," ucap Simon. (Antara)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya