News Kamis, 31 Maret 2022 | 19:03

Presiden Monitor Pembangunan Huntap dan Huntara untuk Penyintas Semeru

Lihat Foto Presiden Monitor Pembangunan Huntap dan Huntara untuk Penyintas Semeru Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto saat meninjau lokasi huntap dan huntara di Lumajang, Kamis, 31 Maret 2022. (Foto: BNPB)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - BNPB terus memantau perkembangan pembangunan hunian tetap (huntap) dan hunian sementara (huntara) bagi para penyintas erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto mengharapkan  sejumlah unit tersebut dapat selesai dengan dilengkapi infrastruktur dan fasilitas, seperti air dan listrik. 

Hal tersebut disampaikan saat rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang di lokasi relokasi, Desa Sumbermujur, pada Kamis, 31 Maret 2022.

Dia menyebutkan, percepatan huntap dan huntara tahap pertama ini menindaklanjuti kunjungan wakil presiden beberapa waktu lalu. 

Saat itu, pesan yang diharapkan yaitu masyarakat yang masih berada di pengungsian sudah menempati huntap dan huntara sebelum lebaran. 

Merespons hal tersebut, pemerintah daerah yang didukung BNPB dan kementerian terkait memiliki waktu tiga hingga empat minggu. 

Selain itu,  Suharyanto juga menyampaikan bahwa presiden selalu memantau perkembangan pembangunannya. 

"Bapak Presiden juga selalu memonitor pelaksanaan pembangunan huntara dan huntap ini," tambahnya.

Pada kesempatan itu Suharyanto mengatakan bahwa relokasi ini dapat menjadi contoh atau role model, seperti dari sisi kecepatan, penyiapan lahan dan segi apapun. 

Ini dibuktikan dengan rentang waktu penanganan darurat bencana hingga penyiapan sampai proses pembangunan saat ini. 

Baca juga: Sebelum Lebaran, Penyintas Erupsi Semeru Menempati Huntap dan Huntara

BNPB mengharapkan sinergi bersama untuk mempercepat penyelesaian huntap dan huntara, termasuk dukungan lembaga-lembaga non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). 

Suharyanto mengatakan bahwa para lembaga itu membantu secara sukarela dan bekerja keras untuk membangun huntara. 

Di sisi lain, Suharyanto menyampaikan apabila ada kendala di lapangan yang dihadapi dapat dikoordinasikan dengan BNPB maupun pemerintah daerah. 

Kepala BNPB mencontohkan  prediksi awal membangun huntara itu mungkin harganya akan berbeda karena faktor cuaca hujan, jaraknya jauh, tenaga kerja, atau harga material. 

Tercatat 55 lembaga non pemerintah telah menyelesaikan pembangunan unit huntara. 

Progres sampai dengan 30 Maret 2022 sebanyak 1.656 unit huntap dan huntara  dalam proses dibangun di 8 cluster dusun dan 115 blok hunian dengan progress fisik sebesar 48,45 persen. Dari total hunian, sebanyak 1.427 unit Risha di antaranya telah 100 persen terpasang. 

Huntap dan huntara pada lahan seluas 81 hektar ini berlokasi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. 

Huntara yang akan dibangun berukuran 4,8 m x 6 m, sedangkan untuk huntap berukuran 6 x 6 m. Hunian tersebut dibangun pada tanah seluas 10 x 14 meter untuk setiap kepala keluarga. 

Pemerintah Kabupaten Lumajang memperpanjang masa transisi darurat ke pemulihan bencana selama 90 hari, terhitung 25 Maret hingga 22 Juni 2022.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya