Pilihan Minggu, 04 September 2022 | 19:09

Profil Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, Vokal Bahas Perkosaan Istri Sambo

Lihat Foto Profil Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, Vokal Bahas Perkosaan Istri Sambo Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani. (foto Komnasperempuan).

Jakarta - Ketua Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani disoroti, saat kasus pelecehan seksual Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo penyidikannya sudah disetop oleh Bareskrim Polri, Andy masih meyakini Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) memerkosa istri Sambo itu di Magelang. 

Andy menyebut, pertimbangan Putri Candrawathi tidak melaporkan dugaan kekerasan seksual yang dialaminya di Magelang pada 7 Juli 2022 lantaran istri Sambo itu merasa takut, sempat diancam oleh Brigadir J.

"Keengganan pelapor (Putri Candrawathi) untuk melaporkan kasusnya sedari awal itu, karena memang merasa malu. Dalam pernyataannya ya, merasa malu, menyalahkan diri sendiri, takut pada ancaman terduga pelaku (Brigadir J), dan dampak yang mungkin memengaruhi seluruh kehidupannya," kata Andy saat konferensi pers di Komnas HAM, Jakarta, Kamis, 1 September 2022.

Menurut Andy, Putri bahkan sempat berkata lebih baik mati setelah mendapat kekerasan seksual. Namun, Andy tidak menjelaskan dugaan ancaman seperti apa yang diterima Putri dari Brigadir J.

"Dalam kasus ini posisi sebagai istri dari seorang petinggi kepolisian, pada usia yang jelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut pada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati, ini disampaikan berkali-kali," katanya.

Menurutnya, pengakuan Putri itu masih perlu untuk didalami oleh penyidik.

"Kalau dari keterangannya demikian, tapi (ancaman) ini perlu diselidiki lebih lanjut. Nanti ditanyakan saja pada penyidik itu sudah disampaikan semuanya itu dalam laporan," ujarnya. 

Sepak Terjang Andy Yentriyani

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani.

Dikutip dari situs komnasperempuan.go.id, Andy Yentriyani telah bergulat dengan isu hak asasi manusia (HAM) selama dua dekade ini.

Perempuan kelahiran 24 Januari 1977 itu, lahir dan bersekolah hingga jenjang SMA di Pontianak, Kalimantan Barat. Ia meraih gelar sarjana pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional (HI), Universitas Indonesia (UI) dan meraih gelar master dalam bidang Media dan Komunikasi di University of London, Inggris.

Andy mengangkat tema pengalaman perkawinan transnasional perempuan Pontianak sebagai topik penelitian untuk menyelesaikan pendidikan S1 di UI.

Andy yang lama tinggal di Pontianak, menyaksikan, tak sedikit dari teman-teman perempuannya yang beretnis Tionghoa harus pasrah dinikahi warga Taiwan dan menetap di sana. Melalui pernikahan transnasional tersebut, sebagian besar berujung ke kasus perdagangan manusia.

Pada tragedi Mei 1998, kekerasan seksual menjadi salah satu masalah yang sangat genting. Dia prihatin melihat teman-teman perempuannya mempunyai pengalaman spesifik menjadi korban kekerasan dalam situasi-situasi konflik.

Peristiwa Tragedi Mei 1998 pun yang mengantarkannya pada berbagai persoalan pelanggaran HAM masa lalu dan situasi konflik di Indonesia.

Andy memulai keterlibatannya di Komnas Perempuan sejak tahun 2000 dalam mencegah dan menghapuskan kekerasan terhadap perempuan. Setelah 10 tahun berkiprah di sana, ia dipercaya sebagai salah satu komisioner Komnas Perempuan periode tahun 2010-2014.

Andy juga mendalami pemantauan dan pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan, serta advokasi persoalan hak-hak perempuan di tingkat lokal, nasional juga global.

Koordinator Asia Pacific Women’s Alliance on Peace and Security (APWAPS) sejak 2015 ini turut mendirikan Sekolah CERLANG, sekolah usia dini di Pontianak yang menggunakan pendekatan pendidikan kritis dan kebangsaan.

Dia aktif menggagas inisiatif merawat kebinekaan, demokrasi, dan perdamaian lewat Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA) di Kalimantan Barat, yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan publik, termasuk melalui pengembangan pendidikan usia dini.

Andy juga mengembangkan inisiatif untuk penelitian dan pengkajian lewat Perkumpulan Rukun/Lingkar Bestari di Jakarta, yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan publik, termasuk melalui pengembangan pendidikan usia dini.

Berbagai tulisannya berkaitan dengan situasi HAM di Indonesia, utamanya dalam hal pemenuhan hak asasi perempuan, telah diterbitkan di dalam maupun luar negeri.

Andy Yentriyani saat ini menjabat sebagai Ketua Komisioner Komnas Perempuan periode 2020-2024. 

Karya:

1. Buku "Politik Perdagangan Perempuan" (2004)
2. Artikel Overview of 8 Years Implementation of Anti Domestic Violence Law in Indonesia: Its Success and Challenges, (German ed.); Gewalt gegen Frauen in Südostasien und China, Regiospectra Verlag Berlin; Auflage
3. Artikel "Pursue Luck or Ill Fate? Trafficking in Women through Indonesia-Taiwan Transnational Marriages in the World Systems Framework, "Indonesian Women in a Changing Society", The Asian Center for Women`s Studies (ACWS), South Korea
4. Napak Reformasi (2014)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya