News Rabu, 08 Maret 2023 | 21:03

PSI Demo ke MK Bawa Karung dan Boneka, Tolak Proporsional Tertutup

Lihat Foto PSI Demo ke MK Bawa Karung dan Boneka, Tolak Proporsional Tertutup Kader PSI demo di halaman gedung MK, Jakartra, Rabu, 8 Maret 2023. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta -  Partai Solidaritas Indonesia atau PSI demo ke Mahkamah Konstitusi pada Rabu, 8 Maret 2023.

Mereka datang dengan sikap, menolak sistem proporsional tertutup dalam Pemilu 2024.

PSI menilai, dalam proporsional tertutup rakyat akan disuguhi boneka-boneka palsu.

Di mana itu menguntungkan sejumlah elite karena menentukan calon-calon legislator secara sepihak.

Sementara rakyat tidak punya ruang untuk mengoreksinya.  

Jubir PSI Furqan AMC yang juga Direktur Propaganda dan Advokasi Publik PSI memimpin aksi yang diikuti 30 kader. 

Penyampaian aspirasi ini bersamaan dengan agenda sidang terhadap permohonan perkara nomor 114/PUU-XX/2022 dalam pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

BACA JUGA: Infografis: Perbedaan Sistem Proporsional Tertutup dan Terbuka dalam Pemilu

Sebagaimana dimohonkan Demas Brian Wicaksono (pengurus Partai PDI Perjuangan (PDI-P), Yuwono Pintadi, Fahrurrozi, Ibnu Rachman Jaya, Riyanto, serta Nono Marijono.

Furqan kepada awak media mengatakan, aksi dan orasi dilaksanakan sebagai wujud penolakan PSI secara tegas atas sistem proporsional tertutup. 

Dalam aksi, sejumlah 15 orang kader PSI menutup kepala dengan kardus berwarna hitam, 15 karung, serta boneka kucing sebagai simbol demokrasi yang akan ditutup oleh para elite politik yang menginginkan sistem proporsional tertutup.

“Jadi kotak hitam dan 15 karung beserta kucing-kucingan ini sebagai simbol dan pesan, kami tidak menginginkan sistem proporsional tertutup," katanya.

Ditegaskannya, bila proporsional tertutup dipaksakan hanya menguntungkan sejumlah elite. Karena mereka yang menentukan calon-calon legislator secara sepihak.

Namun jika sistem proporsional terbuka, rakyat bisa terlibat aktif mengakses calonnnya dan mengoreksi siapapun calonnya. 

"Harapan kami, atas pertarungan yang ada di MK ini yang intinya diperebutkan adalah  hati nurani hakim, maka kami ingin  memperkuat opini dan masukan kepada para hakim dengan menyampaikan aspirasi," kata Furqan. 

"Semoga hakim bisa menangkap bahwa publik tidak menginginkan sistem proporsional tertutup,” imbuh dia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya