Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai memiliki kader-kader muda bertalenta seperti Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka hingga Giring Ganesha.
Kendati demikian, itu saja tidak cukup menjadi modal para kader PSI untuk mendapat kursi DPR secara mudah pada Pemilu 2024.
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati berpendapat, diperlukan strategi baru dari PSI untuk bisa lebih populer tidak hanya di daerah urban. Sebaiknya juga menjangkau masyarakat menengah ke bawah.
Baca juga: Keuntungan Partai Solidaritas Indonesia Deklarasi Ganjar Pranowo Capres 2024
"Saya pikir PSI punya kader-kader muda bertalenta. Hanya saja jangkauan mereka masih di daerah urban saja yang menarget menengah atas. Saya pikir perlu strategi baru guna bisa lebih populer lebih luas," kata Wasis saat diwawancarai Opsi, Selasa, 4 Oktober 2022.
Terkait apakah strategi yang dilakukan PSI di akar rumput sejauh ini sudah berjalan baik atau belum, Wasis menilai partai yang identik dengan anak muda itu tetap saja butuh sosok populer agar suaranya bisa melejit dengan cepat.
Terlebih, masa kampanye Pemilu 2024 sudah dimulai.
"Saya pikir itu proses. Terlebih lagi PSI masih terhitung baru dalam politik Indonesia," kata Wasis.
"Dan saya pikir memang PSI butuh sosok populer guna berkompetisi dalam pemilu seperti halnya dulu Partai Demokrat sebagai parpol baru tapi dengan ketokohan SBY, justru bisa dapat kursi DPR sejak 2004 hingga sekarang," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Partai Solidaritas Indonesia Calonkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Mengenai pendeklarasian Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres), Wasis melihat bisa saja PSI sedang dalam rangka `membujuk` Gubernur Jawa tengah (Jateng) itu agar menjadi kader partai tersebut.
"Bisa jadi iya bisa jadi tidak," tuturnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, capres 2024 pilihan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (Foto: Twitter @psi_id)
PSI juga dinilainya bisa saja sedang `belanja` elektoral dengan menempel Ganjar. Sebab, partai tersebut sejauh ini hasil surveinya masih selalu di bawah 2 persen. Terakhir CSIS pada 26 September 2022 mencatatkan PSI hanya memeroleh 0,8 persen.
"Saya pikir itu ada benarnya, ada strategi efek ekor jas yang coba digunakan oleh PSI dengan menominasikan Ganjar Pranowo," tutur dia.
Menurut Wasis, di tengah ketidakpastian yang belum tentu soal nominasi Ganjar Pranowo oleh PDI Perjuangan (PDIP), maka PSI memanfaatkan kemelut ini untuk kepentingan elektabilitas.
Diketahui, PDIP nampak serius menggodok Puan Maharani sebagai capres untuk Pemilu 2024.
"Ganjar Pranowo saat ini belum ada respons (deklarasi PSI). Mungkin juga tidak mau bersuara yang itu malah jadi bumerang politik. Ya saya pikir lebih menjaga hati kebatinan PDIP," kata Wasisto. []