Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina. Dia juga berjanji akan berusaha untuk demiliterisasi tapi tidak menduduki negara tersebut.
Dia mengatakan operasi itu akan bertujuan untuk `demiliterisasi dan denazifikasi` Ukraina.
"Untuk ini kami akan bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta membawa ke pengadilan mereka yang melakukan berbagai kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga negara Federasi Rusia. Rencana kami tidak termasuk menduduki wilayah Ukraina," kata Putin, mengutip catatan New York Times, Kamis, 24 Februari 2022.
Hal ini mengacu pada pernyataan Kremlin bahwa militer Ukraina mengancam Rusia dan dijalankan oleh neo-Nazi.
Dia mengaku, tindakan itu dilakukan usai menerima permohonan bantuan dari para pemimpin wilayah separatis Ukraina yang didukung Rusia.
"Saya telah mengambil keputusan untuk melakukan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk membela orang-orang yang selama delapan tahun menderita penganiayaan dan genosida oleh rezim Kiev," ujarnya.
Lebih lanjut, Putin juga meminta agar tentara Ukraina segera meletakkan senjatanya.
"Semua anggota tentara Ukraina yang mengikuti tuntutan ini akan dapat meninggalkan zona pertempuran," tuturnya.
Selain itu, dia juga memberikan peringatan kepada negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) yang telah mendukung Ukraina.
"Siapapun yang mencoba mengganggu kami, atau bahkan lebih, menciptakan ancaman bagi negara dan rakyat kami, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dan membawa konsekuensi yang belum pernah Anda alami sebelumnya dalam sejarah. Kami siap untuk setiap pergantian peristiwa," ucap Vladimir Putin.[]