Jakarta - Rais `Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menandaskan ihwal kepengurusan PBNU saat ini cukup besar. Hal ini mengingat kebutuhannya bukan saja mengurusi Nahdliyin di Indonesia, tetapi juga untuk dunia internasional.
"Semoga NU dalam periode ini bukan sekadar besar anggotanya, tapi besar produknya dan besar kemaslahatannya untuk kepentingan umat," ujarnya saat pengumuman Susunan Pengurus PBNU 2022-2027 di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu, 12 Januari 2022 dikutip dari Nu.or.id.
Dia juga menyampaikan bahwa kepengurusan PBNU masa bakti 2022-2027 mengakomodasi perempuan, mengingat adanya kebutuhan di era sekarang.
"Ini karena sebuah kebutuhan sekaligus ujicoba di periode ini," ujarnya.
KH Miftach juga menegaskan bahwa pemikiran perempuan dibutuhkan dan perlu diakomodasi PBNU untuk melahirkan kemaslahatan bagi umat.
"Ibu-ibu yang saat ini kita butuhkan. Terutama untuk pikiran dari para ibu-ibu yang banyak kita butuhkan. Mungkin bisa diwadahi, dipimpin dengan keberadaan daripada kepengurusan yang ada nanti," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa menjadi pengurus NU adalah sebuah perkhidmatan.
"Kalau sudah memahami khidmat semua akan tulus ikhlas," katanya.
Sementara, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan bahwa kepengurusan yang besar ini karena kebutuhan dan konstituen NU yang sangat luas, mengingat seluruh warga NU atau mereka yang mengaku NU kurang lebih separuh dari seluruh muslim Indonesia.
"Kami berkepentingan menjangkau konstituensi sehingga kami membutuhkan cukup banyak pengurus," katanya.
Selain itu, hal ini juga karena visi yang diusung dengan sendirinya menuntut aktivitas berlipat dari sebelumnya.
"Sehingga kami membutuhkan tambahan personel untuk menangani pekerjaan besar tersebut," ujarnya. []