Hiburan Selasa, 05 Desember 2023 | 13:12

Review Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Jesedef)

Lihat Foto Review Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Jesedef) Poster film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Jesedef)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Jesedef) resmi tayang perdana di layar bioskop pada 30 November 2023 lalu. Belum genap satu pekan, sinema garapan sutradara Yandy Laurens menuai lebih dari 111.000 penonton.

Dulangan jumlah penonton yang di luar ekspektasi Ernest Prakasa sang produser bahkan membuat jaringan bioskop di Indonesia menambah jumlah layar untuk penayangan film Jesedef demi menampung antusias warga.

Film Jesedef memang punya daya tarik tersendiri. Selain kemasan hitam-putih yang membuat karya ini berada di luar kotak, jahitan cerita yang saling bertindih namun tak bikin pusing juga punya nilai.

Di samping itu, Jesedef juga menjadi standar keasikan baru bagi penonton untuk menyaksikan sebuah film yang menjadikan dialog sebagai tulang punggung cerita.

Adalah Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Alex Abbad, Sheila Dara Aisha, Dion Wiyoko, dan Julie Estelle. Nama-nama besar bintang yang didaulat menghidupkan para karakter di film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.

Suasana konferensi pers perilisan teaser film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. (Foto: Istimewa)

Ceritanya, tokoh Bagus (Ringgo) yang merupakan penulis film yang kerap mengerjakan karya-karya adaptasi, mendapat kesempatan untuk menggarap ceritanya sendiri. Ia kemudian datang ke produser film bernama Yoram (Alex Abbad) dan mempresentasikan karyanya.

Agus berniat menjadikan kisah pertemuan dengan rekan lamanya, Hana (Nirina) sebagai cerita untuk film garapannya. Hana baru saja menjanda, Agus masih memelihara rasa cinta yang telah dipendam sejak lama. Kira-kira, demikian gagasan cerita yang dibentangkan kepada Yoram.

Singkat cerita, premis tersebut mendapat dukungan dari Yoram yang digambarkan sebagai produser nyentrik, punya orientasi bisnis tinggi, sekaligus keji. Agus kemudian memulai penggarapan naskah film tersebut dengan memperbanyak intensitas pertemuan dengan Hana.

Jika cinta Agus diterima, film ini bakal memiliki akhir bahagia dan tentu saja tidak jika sebaliknya. Ini yang menjadi pertaruhan Agus sang penulis naskah.

Dua orang rekan Agus, Shelin dan Dion, sempat menolak ide penggarapan cerita berbasis kejadian nyata tersebut. Namun pada akhirnya, keduanya membantu juga.

Cerita Jatuh Cinta Seperti di Film-Film kemudian berkelindan dengan apik. Banyak diksi dunia perfilman yang muncul dalam dialog. Ilmu baru bagi penikmat sinema awam seperti kebanyakan kita.

Suasana konferensi pers perilisan teaser film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. (Foto: Istimewa)

Bertulang punggung dialog, film ini menuntut penontonnya fokus mengikuti cerita. Tapi tenang saja. Hal itu tidak menjadikan karya ini menjadi sinema membosankan. Pun warna hitam putih yang tersaji di sebagian besar durasi, secara tidak sadar bakal menjadi bagian yang justru terlupakan, sampai saat jelang film ini selesai.

Kemahiran Yandy Laurens menggarap film ini layak mendapat apresiasi. Ia demikian cakap menarik perhatian penonton ke kedalaman cerita tertentu, hingga menjadikan "warna" dalam film sebagai elemen yang "tidak penting-penting amat".

Pemilihan soundtrack, semisal lagu Sudut Memori oleh Yura Yunita dan Bercinta Lewat Kaca karya Donne Maula juga menjadi nilai tersendiri lantaran kawin dengan cerita yang disuguhkan.

Baca juga: Teaser Resmi Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Resmi Dirilis

Baca juga: Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Digarap dalam Format Hitam Putih

Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Jesedef) masih bisa disaksikan di layar bioskop Indonesia hingga saat ini. Dan amat sangat mungkin hingga beberapa pekan ke depan. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya