News Jum'at, 28 Oktober 2022 | 14:10

Rian Ernest PSI Dukung Penghapusan Batas Usia Capres dan Presidential Threshold

Lihat Foto Rian Ernest PSI Dukung Penghapusan Batas Usia Capres dan Presidential Threshold Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest menilai batas usia calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) danPresidential Threshold (PT) harus dihapus karena sudah seperti pagar.

“Kita pernah berjuang menggugat keduanya. Tapi Mahmakah Konstitusi (MK) selalu bilang ini Open Legal Policy, dilempar lagi bolanya ke DPR,” ucapnya dalam diskusi bertajuk “Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang Presidential Treshold dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres” di Kopitok Kemang, Jakarta Selatan, dikutip Opsi, Jumat 26 Oktober 2022.

Padahal, kata dia, setiap pihak yang berjuang untuk menghapus PT dan batas usia capres itu dipastikan datang dengan semangat alternatif dan tidak setuju dengan pembatasan semacam itu. 

Sebab, ujar Rian, inti dari demokrasi adalah partisipasi, bukan limitasi.

“Kita percaya suara rakyat suara Tuhan. Vox Populi Vox Dei. Tapi berapa banyak suara rakyat terbakar gegara aturan pembatasan”, tandasnya.

Saat ditanya soal pembatasan usia capres dan cawapres, ia sepakat perlu ditinjau ulang.

“Seseorang bisa melakukan perbuatan hukum kan dari usia 21 ya. Lalu, kita perlu melihat pertimbangan psikis juga. Jadi ya kira-kira di usia 25 atau 27 cocok lah,” jawabnya.

Sementara menurut CEO Centenialz Dinno Ardiansyah diskusi tersebut di gelar dalam rangka memfasilitasi keresahan kaum muda yang selama ini merasa hanya dijadikan vote getter oleh para politisi tua yang established.

“Selama ini, kata muda dan milenial dijadikan jargon dan komoditas, tapi keberpihakan sejatinya, jauh panggang dari api. Katanya kita pro anak muda, tapi yang boleh jadi pemimpin, harus usia 40 dulu. Apakah ini bukan hipokrit?” tandasnya.

Mantan Presiden BEM Universitas Trisakti tersebut juga menyampaikan bahwa ambang batas 20 persen dan batas minimal usia presiden itu antiprogresif.

“Itu jelas enggak pro kaum muda, dan menutup ruang para puteri bangsa muda yang potensial untuk manggung sebagai pemimpin negeri”, terangnya.

Diskusi tersebut dihadiri oleh Pengamat Politik Refly Harun, Politisi PSI Rian Ernest, Vlogger Muda Cania Citta, dan politisi Arief Poyuono. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya