Jakarta - Penyanyi muda Gavendri menceritakan proses penting di balik peluncuran EP bertajuk "Tired" yang telah dirilisnya pada Maret 2022 lalu. Dalam mini album tersebut terdapat lima lagu, yakni "Drink Drink Drink", "Should I", "A Lil Longer", "Prove Me Wrong", dan "Tired".
"EP Tired" menceritakan pengalaman personal Gabby, sapaan akrab Gavendri. Sebuah debut mini album yang sangat emosional, sekaligus membahagiakan bagi dirinya.
Saat proses menulis lirik untuk mini album tersebut, Gabby sempat merasa diremehkan orang lain. Namun, di sisi bersaman ia merasa sulit, tak punya kemampuan untuk mengungkapkan atau tidak bisa to the point, hanya bisa memendam perasaannya.
Baca juga: Memukaunya Gavendri Saat `Tired Showcase` di Dekhad Gandaria
Tetapi ada baiknya, fase emosi ini Gabby manfaatkan untuk diungkap penuh di dalam lirik, yang menjadi pelecutnya untuk menggodok lagu demi lagu hingga lahirnya "EP Tired".
Penyanyi muda Gavendri. (foto: istimewa).
Semua lagu, menurutnya, tentu memiliki unsur emosional. Namun, benang merahnya terdapat pada lagu "Tired".
"Jadi liriknya itu isinya kemarahan, kesedihan, kekecewaan, dan kesepian. Jadi hal-hal yang selama ini aku pendam dituangkan di dalam lirik. Album `Tired` kan judulnya diambil dari lagu itu," ucap Gabby saat ditemui Opsi di Dekhad Gandaria, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Juni 2022.
Gavendri mengakui, berdasarkan pengalaman personal, ada proses waktu dalam bermusik yang ia jalani dan sangat mengubahnya. Hingga pada akhirnya Gabby menemui titik di mana dirinya merasa cocok dan lebih lepas bernyanyi di genre Soul R&B.
Gavendri sebelumnya sempat merilis single "Sepi", lagu bergenre Pop yang menceritakan saat seseorang dihantui kondisi putus asa dan kesendirian. Namun, di sisi bersamaan kondisi itu bisa membuat bahagia seseorang karena bebas dapat melakukan apapun.
Kemudian, single "Tel Aviv to Honolulu" disebutnya amat berperan, karena menjembatani dirinya menemui roh bermusik di genre Soul R&B. Kendati begitu, kedua lagu tersebut tidak dibungkus ke dalam "EP Tired".
Gavendri tampil memukau saat Tired Showcase di Dekhad Gandaria, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Juni 2022. (foto: dok Raka Dewangkara).
"Jadi sebenarnya rilisnya `Sepi`, masih pop. Seiring berjalannya waktu eksplore musik ternyata lebih cocok ke Soul R&B. Tel Aviv itu bridge menuju ke (genre) Soul," ucap perempuan yang mahir juga bermain keyboard sambil bernyanyi itu.
Gabby pun menceritakan, keberhasilannya merilis "EP Tired" tentu saja tak bisa lepas dari sentuhan emas Endah N Rhesa. Pasangan musisi suami istri itu memproduseri musiknya, hingga Gavendri dapat melahirkan album debut di belantika musik Indonesia.
Kedekatan jarak rumah kala itu yang membuat Gabby kerap merasa harus sering sharing dengan Endah N Rhesa. Hal mengejutkannya adalah tatkala Rhesa justru menawarkan diri menjadi produser musik.
Perempuan kelahiran 2 Mei 1992 ini menuturkan, kala itu dirinya mendatangi Rhesa, saat menggodok "Should I" dan memang sudah tebersit untuk merilisnya segera. Tentu saja, tantangan dari Rhesa untuk memproduseri musik di lagu tersebut tak bisa dia ditolak.
"Dan ternyata cocok berkelanjutan sampai ke lagu terakhir se-album produser Resha, co-produce Endah Widyastuti," kata Gavendri.
Gavendri tampil memukau di Tired Showcase di Dekhad Gandaria, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Juni 2022. (foto: Opsi/Morteza Syariati Albanna).
Kini "EP Tired" sudah mengudara dan banyak juga videonya telah tersebar di platform YouTube. Gavendri pun berucap, dirinya bakal melakukan hal terbaik agar bisa melompat dari festival ke festival musik. Ia melihat celah di mana pemusik genre Soul R&B di dalam negeri tidak terlalu banyak.
"Ya mungkin kesempatannya lebih besar buat penyanyi R&B Soul Indonesia. Sudah gitu sekarang seperti genre lebih kaya pendengar eksploratif dan menerima hal yang `aneh`, kebarat-baratan, mereka sudah bisa menerima. Ekspektasinya kita lihat ya (pas live). Harapannya bisa diterima," tuturnya.
Di luar urusan musik, Gabby mengaku saat ini dirinya juga bekerja sebagai karyawan swasta. Gavendri menjalani profesi sebagai guru di sebuah taman kanak-kanak (TK). Selama pandemi ini dirinya amat terbiasa bekerja dari rumah atau WFH.
Di sisi lain, Gavendri meyakini ia memang memiliki talenta bermusik dan akan mengerahkan seluruh kemampuan, energi, dan emosi positifnya untuk menghibur para pendengar, utamanya saat showcase berlangsung.
"Jadi semuanya harus dikerahkan 100 persen, biar (energi dan emosi) sampai ke pendengar," kata Gavendri. []