Jakarta - Biduan muda asal Bogor, Hanin Dhiya kembali merilis karya terbarunya dalam bentuk single yang diberi judul Bertahan Tanpa Arah. Dalam liriknya, tembang ini mengambil cerita tentang seseorang yang menunggu kepastian.
Lewat keterangan tertulisnya, Hanin mengatakan bahwa lagu Bertahan Tanpa Arah diciptakan olehnya bersama Marco Steffiano, Joshua Kunze, Adrian Rahmat Purwantu dan Jessilardus Mate.
Cerita di balik lagu Bertahan Tanpa Arah, kata Hanin, berisi tentang kesedihan, kekecewaan dan kebingungan.
Diceritakan bahwa ada seseorang yang meninggalkan pasangannya secara lalu tiba-tiba minta bertemu kembali. Dalam pertemuan itu, orang tersebut seolah-olah masih memberikan harapan.
"Makna keseluruhannya adalah tentang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Hati yang tadinya terkunci sekarang jadi terbuka dan penuh harap bisa bareng-bareng terus sama orang itu," kata Hanin Dhiya, dikutip Opsi pada Jumat, 30 September 2022.
"Tapi ternyata enggak disangka, orang itu ngilang gitu aja. Mau bertahan nungguin dia balik tapi enggak ada kepastian. Mau ikutan pergi juga tapi masa iya sih? Belum yakin kalau ini udah enggak bisa dilanjut lagi," tuturnya.
Penyanyi solo, Hanin Dhiya. (Foto: Warner Music Indonesia)
Menemani perilisan lagu terbarunya ini, Hanin Dhiya menggelar acara Listening Party Bertahan Tanpa dengan mengajak Haninours – fanbase Hanin di Three Buns Senopati Jakarta.
Keriaan yang digelar pada 27 September 2022 kemarin ini, memberikan kesempatan kepada fans yang hadir untuk mendengar lebih dulu lagu Bertahan Tanpa Arah dan menonton official visualizernya.
Dalam kesempatan yang sama, Hanin juga membocorkan project terbarunya yang masih memiliki benang merah satu sama lain.
Baca juga: Hanin Dhiya Angkat Pengalaman Pribadi di Single Sempat
Baca juga: Jadi Ambassador Spotify Equal, Hanin Dhiya Mejeng di Times Square
"Kedepannya akan rilis lagu-lagu baru dalam jarak waktu yang berdekatan. Dan semua lagu yang akan dirilis nanti juga merupakan representasi dari lima tahap kesedihan yang umumnya dialami manusia yaitu penolakan (denial), marah (anger), penawaran (bergaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance)," tutur hanin. []