Jakarta - Ramai soal gula es teh dengan rasa 3 Kg yang diungkapkan Gandhi, pemilik akun Twitter @gandhoyy.
Cuitannya kemudian direspons produsen es teh dimaksud, yakni PT Es Teh Indonesia Makmur, yang melayangkan somasi kepada Gandhi.
Perusahaan ini keberatan dengan cuitan Gandhi yang menyebut minuman Chizu Red Velvet yang dibeli dan dikonsumsinya seperti rasa gula seberat 3 Kg.
Netizen pun membahas soal kadar gula es teh yang dijual tersebut. Hingga pada soal kadar gula yang ideal untuk dikonsumsi.
Prof Zubairi Djoerban melalui akun Twitter ikut nimbrung. Dokter senior di IDI ini pun membeberkan uraian soal gula.
Ditulisnya, gula ada di mana-mana dan sulit dihindari, apalagi yang merasakan sugar craving, yakni ingin es teh manis saat panas, coklat saat stres, es krim saat sedih, dimana semuanya itu berisiko terhadap kesehatan jika berlebihan.
"Kenapa gula begitu adiktif dan bagaimana kita bisa menyiasatinya? Penyebab kecanduan gula?" tuturnya dipetik Opsi, Minggu, 25 September 2022.
Prof Zubairi menulis, terkadang kita mengalami hal yang `nagih` itu tidak lain karena kebiasaan.
"Ketika ngambek dikasih permen. Minum es teh manis saat panas-panas. Merayakan usia baru dengan kue ulang tahun," katanya, seraya menyebut kalau semuanya dikonsumsi berlebihan akan berbahaya.
Penyebab lain kata dia, adalah kalau kita kurang tidur dan stres berkepanjangan. Kondisi itu bikin tubuh mengeluarkan hormon kortisol. Hormon ini meningkatkan keinginan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman manis.
Baca juga:
Produsen Es Teh Somasi Konsumen, Raja Juli Antoni: Hebat Benar Ini Perusahaan
Kenapa bisa jadi adiktif? Jelasnya, makan gula itu melepaskan dopamin dalam tubuh. Sehingga kita merasakan “kesenangan”, ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan semakin meningkat.
Orang cenderung anggap enteng gula? Prof Zubairi menyebut, karena gula itu diterima secara sosial ketimbang alkohol, dan itu membuatnya lebih sulit dihindari.
"Saya pun terkadang masih berjuang untuk menghindari gula dan untuk tidak "ngidam" makanan dan minuman manis," katanya.
Lalu bagaimana cara mengatasi sugar craving atau nagih gula? Prof Zubairi menyebut ada riset membuktikan orang yang tidak konsumsi gula sama sekali selama dua minggu ternyata bisa kontrol keinginannya mengonsumsi gula.
"Cara kedua adalah melakukan puasa. Bagi yang muslim bisa puasa Senin Kamis. Selanjutnya adalah membiasakan memuaskan hasrat gula dengan lebih sehat. Beralihlah ke wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma. Lalu, lakukan olah raga, yang melepaskan endorfin sehingga "merasa baik" dan itu bisa membantu mengurangi keinginan konsumsi gula," terangnya.
Berapa baiknya asupan harian gula? Disebutnya, tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi. Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari. Untuk pasien diabetes harus di bawah 4 sendok teh.
Kalau gula berlebihan kata dia, akan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Kadar gula darah yang tinggi ini akan diubah oleh tubuh menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
"Dari kondisi obesitas itu, risiko terkena kanker, gangguan jantung, dan otak akan lebih besar. Artinya gula tidak baik untuk tubuh? Gula tetap bermanfaat. Salah satu fungsinya dalam metabolisme tubuh adalah menyediakan energi untuk menggerakkan aktivitas kita. Tapi, upayakan mengkonsumsi gula alami seperti buah dan jangan lengah terhadap gula tambahan," terangnya. []