Pilihan Jum'at, 03 Juni 2022 | 16:06

Romy Mariani, Berjuang untuk Perempuan Dairi Meski Diancam Kriminalisasi

Lihat Foto Romy Mariani, Berjuang untuk Perempuan Dairi Meski Diancam Kriminalisasi Bupati Dairi Eddy Berutu dan Romy Mariani. (Foto: Instagram)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Romy Mariani boru Simarmata yang dikenal sebagai istri Bupati Dairi Eddy Berutu mengungkap suka duka mengangkat dan mendampingi kaum perempuan dusun di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

Salah satu tantangannya adalah upaya kriminalisasi terhadap dirinya. 

"Adakah tantangannya? Banyak sekali bapak ibu. Kami ingin mengangkat perempuan, memberdayakan perempuan. Kami (justru) ingin dipenjarakan lho gara-gara itu," kata Romy dalam sambutannya pada Semesta Dairi Memanggil di Pakuwon Tower, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Juni 2022.

"Padahal kami ingin mengangkat budaya yang luar biasa yang ada di Kabupaten Dairi," tuturnya.

Dia menyebut, tidak semua daerah memiliki penenun. Tapi di Kabupaten Dairi, yakni di Kecamatan Silahisabungan ada penenun. 

"Ada sekitar 400 penenun yang semua hampir saja punah, kalau tidak dilakukan regenerasi. Seperti ulos yang dipakai Pak Bachtiar Ujung ini hanya orang-orang tua saja yang menenun," imbuh Romy. 

Penenun itu kata dia, sangat erat dengan masyarakat yang termarjinalkan, miskin. Kaum muda tidak mau menjadi penenun.

Inilah kemudian yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Dairi. 

"Walaupun kami tanda kutip dikriminalisasi, tapi kami ingin tetap berjuang untuk memajukan Kabupaten Dairi. Memberdayakan perempuan, meningkatkan dan menunjukkan kepada dunia bahwa Dairi punya budaya yang tinggi lewat Ulos Silalahi," tandasnya.

Kekuatan Perempuan

Sebelumnya, Romy bertutur, selama tiga tahun mendampingi Bupati Dairi dirinya sebagai Ketua Dekranasda, Ketua Tim Penggerak PKK dan Bunda PAUD cukup membanggakan.

Namun itu semua dibarengi tanggung jawab yang cukup berat. Selama tiga tahun itu kemudian dia banyak bersinggungan erat dengan perempuan.

Dia menyebut, pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) itu bukan suatu organisasi yang dibentuk pemerintah, bukan. 

Tapi gerakan nasional yang tumbuh dari bawah dan itu 90 persen adalah perempuan yang ada di dusun dan desa.

Pemerintah menggalakkan PKK ini menurut dia adalah gerakan yang sangat jenius. Jadi terima kasih bagi penggagas lahirnya PKK dahulu. 

Dengan 10 program PKK ujarnya, bisa melihat bagaimana peran perempuan sebagai mitra pemerintah yang tidak dibayar.

Salah satu program PKK adalah Penghayatan Pengamalan Pancasila yang mungkin sekarang generasi muda sudah tak begitu paham.

Romy Mariani dan petenun Ulos Silalahi, Dairi. (Foto: Instagram)

"Tapi kami di desa dan dusun kembali menggalakkan ini, gotong royong, kesehatan, sandang, pangan, perencanaan sehat, tata laksana rumah tangga. Ini semuanya ibu-ibu dari desa yang berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Selama tiga tahun, begitu terinspirasi dari perempuan-perempuan yang ada di dusun dan desa Kabupaten Dairi," ungkapnya.

Tulang Punggung Keluarga

Selama tiga tahun itu pula kata Romy, dirinya bersinggungan dengan isu kesetaraan gender, dan juga pemberdayaan perempuan.

"Di mana kami melihat, apalagi budaya Batak, bukan saja tulang rusuk bagi suaminya. Bahkan lebih banyak yang menjadi tulang punggung. Tulang punggung keluarga, perempuan Batak termasuk di Tanah Dairi," tegasnya. 

Hal inilah yang menginspirasi dirinya untuk membuat buku. Menulis buku dari perempuan yang menginspirasi.

Baca juga:

Semesta Dairi Memanggil, Bupati Eddy: Kami Tidak Bisa Bergerak Sendiri

Dimana dia melihat perjuangan kaum perempuan itu sebenarnya harus dihargai dan ini memberikan inspirasi baginya secara pribadi bahwa perjuangan perempuan itu luar biasa dengan air mata.

"Selama hampir tiga tahun, mungkin 2,5 tahun masa covid, bagaimana peran perempuan di dalam mengatasi masalah ekonomi dalam keluarga. Belum lagi sekolah virtual anak-anak, harus diajari lagi, siapa lagi ini, ibu-ibu juga," tukasnya. 

Romy kemudian mengingatkan bahwa 90 persen penduduk Kabupaten Dairi adalah petani. Dan petani itu siapa? Petani itu adalah perempuan. 

"Maka nanti saya ambil cerita petani kopi, di mana dia harus mengurusi seluruh keluarga," tukasnya. "Jadi ini kan sebenarnya Aur Dairi Menenggoi, Semesta Dairi Memanggil, Dairi Goes Internasional, salah satunya ya melalui pemberdayaan perempuan," kata Romy.

Romy menyebut, jauh sebelum wacana Dairi Goes International digaungkan lewat Semesta Dairi Memanggil, pihaknya bersama perempuan Dairi sudah duluan goes international.

Sambil menunjukkan hasil tenun Dairi yang dipakainya. Itu adalah hasil kerja sama dengan Merdi Sihombing, yang memang sudah memasuki pasar internasional.

"Ulos yang tadinya hanya untuk budaya, adat, dibuat menjadi produk fashion dan kami sudah bawa ke Belgia waktu itu ada fashion week dari Bapak Merdi Sihombing," ungkapnya.

Romy juga menyebut pihaknya mengangkat petani kopi. Di mana kopi Dairi adalah kopi Sidikalang yang sangat terkenal.

Dan lagi-lagi yang berperan dalam pertanian kopi di Kabupaten Dairi adalah kaum perempuan. 

Profil

Nama Lengkap: Romy Frida Mariani Simarmata

Suami: Eddy Keleng Ate Berutu

Anak: 

-Maria Dimitria Tabitha Berutu

-Ignatio Edro Humberto Berutu

-Rod Fredrico Berutu

Jabatan: 

-Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi

-Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi

-Ketua PAUD Kabupaten Dairi. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya